Thursday, August 18, 2016

SISTEM PENCERNAAN IKAN JAMBAL SIAM (Pangasius sutchi)



ASISTEN : RHIZA BERY PUTRIANI


SISTEM PENCERNAAN
 IKAN JAMBAL SIAM (Pangasius sutchi)


Oleh


Teguh Heriyanto

Ilmu Kelautan



Logo UNRI Hitam Putih.JPG










LABORATORIUM BIOPER
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2010
DAFTAR ISI




                       Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................               i
DAFTAR ISI.............................................................................................              ii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................             iii
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................             iv
I.       PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang.......................................................................              1
1.2              Tujuan Praktikum ..................................................................              2
1.3              Manfaat Praktikum ...............................................................              2

II.     TINJAUAN PUSTAKA                                                                                

III.    METODE PRAKTIKUM
3.1              Waktu dan Tempat................................................................              5
3.2              Bahan dan Alat......................................................................              5
3.3              Prosedur Praktikum...............................................................              5

IV.    HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1              Hasil.......................................................................................              6
4.2              Pembahasan...........................................................................            10

V.     KESIMPULAN DAN SARAN
5.1              Kesimpulan...............................................................................         12
5.2              Saran.........................................................................................         12

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN








DAFTAR GAMBAR


Gambar                                                                                               Halaman
Ikan jambal siam (Pangasius sutchi)…………………………………           6
Saluran pencernaan ikan jambal siam (Pangasius sutchi)...…………            9
Hati (Hepar) ikan jambal siam (Pangasius sutchi)……..……………            9





































DAFTAR GAMBAR


Lampiran                                                                                             Halaman
Bahan dan alat…………………….…………………………………           6


































KATA PENGANTAR
                                   
Berkat rahmat Allah swt, akhirnya laporan Praktikum Ikhtiologi ini dapat penulis selesaikan. Dalam laporan ini penulis membahas mengenai system pencernaan. Praktikum ini dilaksanakan sebagai upaya pembelajaran serta pelatihan bagi Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
Sebagai manusia penyandang relativitas kebenaran, penulis sangat menyadari adanya kekurangan didalam pembuatan laporan ini. Atas segala kekurangan tersebut penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada asisten yang telah memberikan bimbingan didalam praktikum dan pembuatan laporan ini.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.


Pekanbaru, 27 April 2010


Teguh Heriyanto



I. PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Indonesia sebagai negara kepulauan terletak diantara samudra pasifik dan samudra hindia dan mempunyai tatanan geografis yang rumit dilihat dari topografi dasar lautnya. Dasar perairan Indonesia di berbagai tempat, terutama di kawasan barat, menunjukkan bentuk yang sederhana atau rata dan hampir seragam, tetapi di tempat lain, terutama dikawasan timur, menunujukkan bentuk-bentuk yang lebih majemuk tidak teratur dan rumit (Feliatra et al, 2003).
Ikan adalah binatang bertulang belakang (vertebrata) yang berdarah dingin (poikilothermal), hidup dalam air, gerakan dan keseimbangan badannya terutama menggunakan sirip, dan umumnya bernapas dengan insang. Sebagian besar ikan hidup di perairan laut sedangkan sebagiannya di perairan darat (Tim Iktiologi, 2001).
Sedangkan menurut   Rahardjo (2000), ikan adalah makhluk vertebrata yang berdarah dingin, bernapas dengan insang dan bergerak dengan sirip, yang hidup di perairan. Setiap spesies ikan memiliki bentuk tubuh dan bagian luar tubuh yang berbeda-beda sehingga ikan dapat digolongkan dalam beberapa bagian. Namun pada umunya ikan mempunyai pola dasar yang sama, yaitu “ kepala-badan-ekor”.
Cephalaspidomorphi, Condrichthyes dan Osteichthyes dimasukkan ke dalam Pisces, merupakan kelompok hewan yang sangat besar dan banyak diminati orang, sehingga kelompok hewan ini mendapat perhatian sebagai bidang ilmu khusus yakni iktiologi. (Romimohtarto, 2005).
Bila ditinjau dari segi morfologinya dapat dibagi menjadi tujuh bagian yaitu bentuk tubuh, bentuk mulut, linea lateralis, sirip, sungut, sisik, dan ciri-ciri lainnya. Sedangkan bagian tubuh ikan dapat dibagi tiga yaitu bagian kepala, badan, dan ekor.
Ikan memiliki batas kehidupan / umur. Umur  ikan adalah masa kehidupan yang ditempuh oleh suatu individu dari suatu spesies ikan sampai saat tertentu.  Menurut Effendie (2001) bahwa penyebab umum kematian ikan antara lain karena pemangsaan, parasit dan penyakit, penangkapan dan pencemaran lingkungan
perairan.

1.2       Tujuan Pratikum
            Tujuan dari praktikum system pencernaan ini adalah untuk mengenal dan mengetahui bagian – bagian, fungsi system pencernaan dan dapat menggolongkan ikan kedalam golongan ikan herbivore, karnivora, dan omnivore dari morfologi alat pencernaannya pada ikan secara umum terutama ikan yang menjadi objek praktikum. Baik itu ikan air tawar maupun ikan air laut.

1.3       Manfaat Praktikum
            Sedangkan manfaat dari pratikum system pencernaan ini adalah agar mahasiswa dapat mengenal dan memahami secara langsung tentang system pencernaan pada ikan terutama ikan yang menjadi objek praktikum.
II. TINJAUAN PUSTAKA

            Secara teori para ahli memperkirakan sekitar 20.000 sampai 40.000 spesies ikan yang mendiami permukaan bumi ini (Pulungan, C.Efrizal, T dan Sagita, 2001).
Secara teori para ahli memperkirakan ada sekitar dua puluh ribu sampai dengan empat puluh ribu spesies yang mendiami permukaan bumi ini, dan empat ribu diantaranya menghuni perairan Indonesia baik laut, payau dan perairan tawar. Jumlah spesies ikan yang tercatat di daerah Riau diperkirakan mencapai tiga ratus spesies ikan. Dari jumlah tersebut antara spesies yang satu dengan yang lainnya sudah tentu memiliki beberapa kesamaan dan identifikasi, yang pada dasarnya dapat dijadikan sebagai dasar pengklasifikasian (Manda et al, 2005).
Propinsi Riau merupakan salah satu propinsi yang memiliki wilayah daratan 94.561 km2  dan 3.241 pulau-pulau yang memiliki empat satuan wilayah sungai yaitu sungai Rokan, Siak, Kampar dan sungai Indragiri  yang merupakan perairan yang potensial untuk pembangunan usaha perikanan (Yuniarti, 2000).
Untuk propinsi Riau produksi perikanan umum adalah sebesar 12.706,6 ton atau 7% dari seluruh produksi prikanan Riau, dimana produksi perikanan tersebut berasal dari kabupaten indragiri hulu, Kampar, Bengkalis dan Indragiri hilir (EVY, MUJIANTI dan SUJONO, 2001).
Luas perairan umum Riau adalah 62.648,53 Ha, terdiri dari luas perairan umum Indragiri Hilir 2.600 Ha, luas perairan umum Indragiri hulu 33,164 Ha, luas perairan umum kuansing singingi 23.086 ha, luas perairan umum Pekanbaru 85 Ha, luas perairan umum Siak 764 Ha, luas perairan umum Bengkalis 70 Ha, dan luas perairan umum Kampar 2.795,99 Ha (DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROPINSI RIAU, 2001).
            Ridwan, Chaidir, Budjiono dan lesje, (2006) mengatakan terminology yang menyangkut bidang (latar) dan arah pada anatomi manusia berbeda yang diterapkan pada ikan atau hewan.
Menurut Ridwan, Chaidir, Budjiono dan Lesje, (2006) sirip pada ikan terdiri dari sirip punggung(D), sirip dada(P), sirip perut(V), sirip anus(A), dan sirip ekor(C). sirip punggung yang terdapat pada ikan(Kelas Chondrichtyes) disokong oleh keping-keping tulang rawan yang dinamakan tulang basal yang terletak dibagian bawah tertumpu apda cucuk Neural. Dan rawan radial yang terletak di rawan basal menunjang jari-jari keras. Sirip dada chondrichtyes disokong oleh tulang gelang bahu(pectoral girdle) yang kuat dan dinamakan coracoscapula.
            Manda et al (2005), Sirip pada ikan berperan dalam penentuan arah dan gerak ikan yang terdiri dari sirip punggung (D), sirip perut (V), sirip dada (P), sirip anus (A) dan sirip ekor (C). Tidak semua jenis ikan memiliki secara utuh kelima sirip tersebut secara sempurna.
            Manda et al (2005), sirip pada ikan berperan sangat penting dalam penentuan gerak ikan. Sirip pada ikan terdiri dari sirip punggung (D), sirip dada (P), sirip perut (V), sirip anus (A), dan sirip ekor (C). kelima sirip tersebut ada yang bersifat ganda seperti pada sirip dada dan sirip perut, sedangkan yang lain bersifat tunggal. Tidak semua ikan di bumi ini memiliki secara utuh kelima sirip tersebut secara sempurna. Melainkan ada yang tidak lengkap.

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat
            Praktikum Iktiologi tentang system pernafasan dan system peredaran darah ini dilaksanakan pada hari Rabu, 21 April 2010 Pukul 11.00-13.00 WIB. Bertempat  di Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.

3.2. Bahan dan Alat  
            Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah ikan jambal siam (Pangasius sutchi).
            Alat yang digunakan pada praktikum adalah pena, pensil, penghapus, penggaris , serbet, buku gambar, nampan, giunting bedah dan buku penuntun praktikum.

3.3. Prosedur Praktikum
            Prosedur praktikum ini adalah menyiapkan peralatan praktikum dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum. Membuat klasifikasi dan habitat ikan. Membuat gambar ikan dan bagian tubuh ikan serta bagian morpometrik.  Membuat ciri-ciri atau deskripsi dan gambar saluran pencernaan ikan dari sampel.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

            Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum system pencernaan ini dapat diketahui hasilnya adalah sebagai berikut:

4.1.1.Ikan jambal siam (Pangasius sutchi).

 
            Klasifikasi ikan bawal hitam yaitu Ordo : Siluriformes, Famili : Pangasidae, Genus : Pangasius, Spesies : Pangasius sutchi.


Gambar 1. Ikan jambal siam (Pangasius sutchi).
 

         Adapun ukuran dari jambal siam yang dipraktikumkan adalah sebagai berikut:
TL     : 230 mm                        BdH    : 110 mm                     SL       : 180 mm
FL     : 200 mm                        HdL    : 50 mm
Ikan jambal siam memiliki bentuk tubuh kepala depressed dan tubuh compressed, mulut subterminal (mulut dekat ujung hidung dan sedikit agak kebawah), terdapat sungut, lubang hidung dirhinous, mata terdapat di kiri dan di kanan, terdapat tutup insang, tidak bersisik,
Ikan jambal siam memiliki lima buah sirip, yaitu sirip punggung (pinnae dorsalis), sirip dada (pinnae pectoralis), sirip dubur (pinnae analis) dan sirip ekor (pinnae caudalis). Memiliki 1 sirip punggung, letak sirip punggung berada di pertengahan, permulaan dasar sirip punggung persis sama dengan sirip perut, sirip punggung dengan sirip ekor terpisah. Sirip dada horizontal, posisi sirip dada dibawah línea lateralis persis di bawah tutup insang. Posisi sirip perut dibandingkan sirip dada adalah Sub abdominal, yaitu sirip perut terletak di belakang sirip dada. Sirip anus terpisah dengan sirip ekor, sirip anus tidak diliputi sisik. Sirip ekor bercagak.
Bentuk mulut non proctactile (tidak dapat disembulkan ke depan), ukuran mulut sedang karena celah mulut lebih besar dari pada ikan bercelah mulut sempit, posisi mulut dengan bola mata tegak lurus dengan sisi depan bola mata, ukuran bibir tipis, bibir atas ditutupi oleh kulit lipatan hidung, rahang atas bersambung dengan rahang bawah, bentuk bibir atas tidak bergerigi, ukuran moncong pendek dengan bentuk tumpul dan pada ujungnya tidak terdapat duri, terdapat sepasang sungut di rahang atas.
Susunan línea lateralis lengkap dan sempurna, bentuk línea lateralis melengkung ke atas, terdapat 1 linea lateralis.
Integumen merupakan bagian terluar dari ikan sebagai sistem pembalut tubuh. Kulit ikan terdiri dari lapisan epidermis dan dermis. Ikan jambal siam tidak terdapat sisik (squama) yang membungkus tubuhnya. Sirip lengkap dan terdapat jari – jari sirip keras, jari- jari sirip lemah mengeras, dan jari – jari sirip lemah. Warna kulit paada bagian dorsal bewarna hitam, bagian medial bewarna abu – abu, dan bagian ventral bewarna putih dan terdapat sedikit titik – titik atau bercak warnna merah yang membedakan jambal siam dengan jenis dalam genus Pangasius.
Otot rangka lateral pada jambal siam tergolong picine yang tersusun dari cranial hingga caudal yang berbentuk conismusculi (kerucut).
Pada ikan, otot dibagi 2 daerah oleh adanya selaput tipis yang disebut septum horizontal, yaitu musculus epaxial (septum horizontal dibagian dorsal) dan musculus hepaxial (septum horizontal dibagian ventral).
Ikan jambal siam memiliki tergolong ikan yang memiliki tutup insang akan tetapi ikan ini tidak memiliki alat pernafasan tambahan. Gelembung renanng pada ikan bewarna keputih – putihan. Bagian anterior gelembung renangnya lebih besar dari pada bagian posterior. Pada ikan jambal siam (Pangasius sutchi) jantung berada di bagian posterior insang. Warna jantung merah kecoklat – coklatan.
Saluran pencernaan ikan dimulai dari mulut → rongga mulut → pharynx → esophagus → lambung → usus → rectum → kloaka → anus. Pada Ikan Jambal Siam (Pangasius sutchi), tapis insang tidak begitu rapat tetapi jumlahnya banyak. Pada rongga mulut, gigi kecil dan halus. Lambung berbentuk kantung dan usus berukuran sedang. Dari ciri – ciri tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Ikan Jambal Siam (Pangasius sutchi) tergolong ikan Omnivora.








Gambar 2. Saluran pencernaan ikan jambal siam (Pangasius sutchi).
 
 


Hati (Hepar) pada ikan jambal siam terletak di bagian depan rongga badan uang berfungsi sebagai pengsekresi cairan empedu




Gambar 3. Hati (Hepar) ikan jambal siam (Pangasius sutchi).
 
 
4.2 Pembahasan
Jambal siam (patin) terklasifikasikan dalam ordo Ostariophyri, sub ordo Siluroide, famili Pangasidae, genus Pangasius, spesies Pangsius sutchi. (Saanin, 1984). Ikan Jambal siam termasuk ke dalam genus Pangasius dan famili Pangasidae (Robert and Vidthayanon, 1991). Morfologi ikan Jambal siam mempunyai badan memanjang dan pipih, posisi mulut sub terminal,dan dilengkapi dengan 4 buah sungut. Sirip punggung berduri dan bersirip tambahan serta terdapat garis lengkung mulai dari kepala sampai pangkal sirip ekor. Bentuk sirip tersebut agak bercagak dengan bagian tepi berwarna putih dengan garis hitam ditengah. Ikan ini mempunyai panjang maksimum 150 cm. (Sumantadinata, 1993).
Selanjutnya Khairuman dan Sudenda (2002) menyatakan genus Pangasius termasuk golongan ikan karnivora(pemakan hewan).Ikan ini digolongkan sebagai sebagai ikan dasar atau demersal yang bersifat nocturnal.Makanan ikan genus pangasius di alam antara lain berupa ikan-ikan kecil ,caving detritus,serangga,udang-udangan dan mollusca.
Kottellate et el (1993) mengemukakan bahwa penyebaran ikan genus Pangasius dimulai dari India , Birma,Thailand, Kalimantan, Sumatera dan Jawa. Jambal siam hidup sebagai benthoplagis; postamodromous (Riedie, K. 2004), perairan tawar pada pH berkisar antara 6,5 – 7,5; dan dH antara 2 – 29.
Kepala Jambal Siam biasanya lebar dengan mulut terletak di ujung dan mata agak di bawah sudut mulut(Subagyo,1981).Sirip punggung terletak agak ke depan,antara sirip punggung dan sirip ekor terdapat sirip tambahan yaitu sirip lemak.Panjang sirip dubur biasanya sepertiga dari panjang tubuh ,berwarna merah dengan sirip tengah berwarna merah dengan sirip tengan yang berwana hitamdan mempunyai jari-jari yang berkisar antara 34-36 buah.Jari-jari sirip perutnya 8-9 buah.
















V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan
            Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa secara umum ikan memiliki system pencernaan yang khas walaupun ikan tersebut dalam satu genus dan ikan yang menjadi objek praktikum tergolong ikan omnivora. 

5.2. Saran
            Dari pelaksaan pratikum, diharapkan agar para asisten dapat mendampingi para praktikan selama praktikum sehingga apabila terdapat kekeliruan dapat segera diperbaiki. Juga agar dapat memperlancar praktikum ini diharapkan adanya sarana dan prasarana yang memadai. Dan juga diharapkan agar para praktikan dapat mematuhi segala peraturan dan tata tertib selama di laboratorium.
















DAFTAR PUSTAKA

DINAS PERIKANAN dan KELAUTAN PROPINSI RIAU, 2001. Potensi dan tingkat pemanfaatan sumber daya perikanan dan kelautan propinsi Riau. 45 hal (tidak diterbitkan).
Effendie, M. I. 1997. Biologi perkanan. Yayasan Pustaka nusantara. Yogyakarta. 163 hal.
EVY,R., ENDANG MUJIANI dan K. SUJONO.2001. Usaha Perikanan di Indonesia. Mutiara Sumber Widya. Jakarta. 96 hal.
Feliatra, Arthur Brown, Syafril Nurdin, Kusai, Putu Sedana, Sukendi, Suparmi,Elberizon. 2003. Pengantar Perikanan dan Ilmu Kelautan II.Faperikan Press Universitas Riau. Pekanbaru.180 hal.

Kottelat, M. dan E. Widjanarti. 2005. The fishes of Danau Sentarum National Park and the KapuasLakes area, Kalimantan Barat, Indonesia, Raffles Bull. Zool. Supplement (13) : 139 – 173.

Manda, R., I. Lukystiowati, C. Pulungan dan Budijono. 2005. Penuntun Praktikum Ichthyologi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.
PULUNGAN, C. P. 2000. Deskripsi ikan-ikan air tawar dari Waduk PLTA Koto Panjang. Riau. Puasat Universitas Riau. Pekanbaru 34 hal. (tidak diterbitkan).
RAHARDJO, S. 1980. Oseanografi Perikanan I. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. 141 hal.
Riedie, K. 2004. Global register of migratory species-from  global to regional scale. Final Report of the R&D-Projekt 808 05 081. Federal Agency for Nature Conservation, Bonn, Germany. 329 p.
Roberts, T. R. (1989). The Fresh water Fishes of western Borneo (Kalimantan barat, Indonesia). Calif. Acad. Sci. Mem. 14:1-210
Romimohtarto, K. 2005. Ilmu Pengetahuan Biota Laut. Djambatan. Jakarta. 540 hal.
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jilid I dan II. Bina Cipta. Bandung.
SUMANTADINATA, K. 1983 Pengembangbiakan ikan-ikan pemeliharaan di indonesia.
Susanto, H. 1996. Membuat Kolam Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta. 73 hal.
Vidthayanon, C. 2002. Peat swamp fishes of Thailand. Office of Environmental Policy and Planning, Bangkok, Thailand, 136 p.
YUNIARTI. 2000. inventarisasi dan identifikasi ikan Channidae yang terdapat di Sungai Kampar Propinsi Riau. Laporan Praktek lapang. Fakultas perikanan dan ilmu kelautan, Universitas Riau, Pekanbaru. 32 hal (tidak diterbitkan).













































LAMPIRAN



No comments:

Post a Comment