Thursday, August 18, 2016

Bioteknologi Kelautan Spirulina sp.



Tugas makalah Individu


Bioteknologi Kelautan Spirulina sp.










Oleh

TEGUH HERIYANTO
0904121598










FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2012


KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini mengenai Bioteknologi Spirulina sp. Serta Shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW yang telah megajarkan kita agar selalu menuntut ilmu sampai akhir hayat nanti.
 Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan arahan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas makalah, terutama untuk dosen pengampu mata kuliah Bioteknologi Kelautan yakni Bapak Prof. Dr. Feliatra, DEA.
Sebagai manusia penyandang relativitas kebenaran, penulis sangat menyadari adanya kekurangan didalam pembuatan makalah ini. Atas segala kekurangan tersebut penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.


Pekanbaru, 3 Maret 2012

                                                                           Penulis

DAFTAR ISI

         Halaman
KATA PENGANTAR...............................................................................                          i
DAFTAR ISI                                                                                                                         ii

DAFTAR GAMBAR...............................................................................             iii





DAFTAR GAMBAR
Gambar                                                                                                        Halaman
 


I.                   PENDAHULUAN


1.1.            Latar Belakang

Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya.
Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa. Bioteknologi merupakan ilmu yang sangat pesat perkembangannya hingga saat ini. Inovasi-inovasi yang diciptakan pun sudah sangat banyak dipasarkan baik berupa produk makanan, suplemen, bahan bakar, obat-obatan dan lain-lain. Dari sekian banyak produk-produk bioteknologi, bioteknologi kelautan memberikan sumbangsih yang besar terhadap produk-produk bioteknologi.
Spirulina merupakan salah satu jenis mikroalga yang telah lama dimanfaatkan,.pada bidang perikanan Spirulina dimanfaatkan sebagai bahan pakan alami bagi Rotifera, larva Ooyester, larva ikan-ikan herbivora dan lain sebagainya. Untuk kepentingan kehidupan manusia, Spirulina telah dimanfaatkan sebagai suplemen maupun sebagai obat. Pada saat ini banyak sekali produsen-produsen suplemen dan obat-obatan memanfaatkan Spirulina sebagai produk andalan mereka.
Selain itu, banyak penelitian yang telah mengungkap manfaat-manfaat Spirulina terhadap kesehatan tubuh manusia sehingga tingkat konsumsi konsumen terhadap produk Sprulina pun semakin meningkat.

1.2.            Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai tugas dari matakuliah Bioteknologi Kelautan. Memberikan informasi kepada pembaca tentang Spirulina secara umum baik klasifikasi, morfologi, habitat serta manfaatnya.

1.3.            Manfaat

Dari penulisan makalah inipenulis berharap dapat memperluas wawasan pembaca terhadap Spirulina secara umum.








II.                ISI


2.1.            Spirulina

Di antara organisme fototropik, beberapa spesies alga telah diteliti kapasitasnya sebagai bahan makanan manusia atau pakan ternak. Jenis-jenis tersebut antara lain Chlorella, Scenedesmus, Spirulina, Coelastrum, Dunaliela, Oocystis, Oscillatoria, Chlamydomonas, Euglena dan Ankitrodesmus (Golbeng, 1965 dalam Sukmaningrum, 1997). Spirulina yang merupakan Cyanophyceace multiseluler mengandung protein 55-65%, 64-70% dengan daya cerna sekitar 85% untuk contoh segar dan 70% untuk contoh kering, asam nukleat 4%, total lipid 5-7%, karbohidrat 10-15% (Sukmaningrum, 1997).

2.2.            Klasifikasi Spirulina

Spirulina dapat diklasisikasikan sebagai berikut :
Kingdom         : Protista
Divisi               : Cyanophyta
Kelas               : Cyanophyceae
Ordo                : Nostocales
Famili              : Oscilatoriaceae
Genus              : Spirulina
Spesies            : Spirulina sp.

2.3.            Morfologi

Spirulina adalah ganggang renik (mikroalga), berbentuk spiral berwarna hijau kebiruan. Dinding sel lunak, mudah dicerna tanpa perlu proses produksi lebih lanjut. Spirulina termasuk ke dalam Thallophyta yaitu tumbuhan yang tidak mempunyai daun,akar dan batang yang sejati. Spirulina memiliki zat warna Cyanophysin, sehingga dikenal juga dengan nama Cyanobakterium, ini dicirikan oleh adanya zat warna biru dalam spirulina. Kandungan pigmen atau zat warna yang ada pada spirulina adalah Klorofil (hijau), karotenoid (jingga), betacaroten (jingga kemerahan), Phycocianin (biru).
spirulina_2.jpg
Gambar 1. Spirulina sp.
Sitoplasma spirulina mempunyai sekat pemisah (septa). Septa inilah yang oleh para ahli fikologi digunakan untuk membuat sistematika dari tipe spirulina. Pada sitoplasma spirulina tampak adanya granular sitoplasma yang mengandung vakuola gas.
Di bawah pengamatan mikroskop tampak adanya 4 lapisan dinding sel sebagai berikut :
1. Lapisan eksternal atau lapisan terluar yang posisinya sejajar dengan sel axis dan bersifat gram negatif.
2. Lapisan berikutnya adalah lilitan lapisan protein fibril sepanjang trikhoma.
3. Lapisan peptidoglikan, letaknya menuju ke dalam filamen dan menyatu dengan lapisan septa/dinding pemisah antar sel yang berbentuk cakram tipis, berkaitan dengan belitan spiralnya. Kandungan peptidoglikan mencapai 50% dari berat biomasa. Apabila septanya hilang, sel akan mengalami transformasi genetika menjadi bentuk nonspiral yang bersifat permanen.
4. Selaput lendir dinding sel yang terdiri atas senyawa gula seperti glukosa, galaktosa, arabinosa, manosa, xylosa, dan rhamnosa dalam jumlah sedikit yang dikeluarkan melalui poriositi dinding sel. Selaput lendir tersebut berfungsi untuk melindungi sel dari kekeringan dan memudahkan pergerakan sel.
Spirulina mempunyai badan polihedral, butir-butir cyanophysin, butir-butir glikogen, ribosum 70 S, butir lemak, badan polifosfat, dan vakuola gas dalam kromoplasmanya. Badan polihedral spirulina merupakan enzim robisko atau ribulosa bifosfatkaboksilase dalam bentuk partikel-partikel karboksisom pada bakteri. Butir-butir cyanophysin terdiri atas polipeptida berupa aspartat dan arginin serta butir-butir pati. Badan polifosfat merupakan tempat cadangan fosfat. Sedangkan vakuola gas berupa kantong-kantong udara berbentuk silindris yang tersusun berkelompok. Vakuola gas digunakan untuk menyimpan oksigen, mengambang, dan sekaligus mempertahankan berat jenis sel terhadap berat jenis air (Narto, 2012).
Tilakoid spirulina yang tersebar di dalam kromoplasma merupakan tempat melakukan fotosintesis untuk menghasilkan klorofil a. Pada permukaan tilakoid terdapat granula fikobilisom yang terdiri atas fikobiliprotein yang berfungsi menyerap cahaya dan melindungi pigmen fotosintesis terhadap oksidasi cahaya berintensitas tinggi. Fikobiliprotein pada spirulina berbentuk pigmen fikosianin dan allofikosianin.
 Cahaya yang diserap oleh fikosianin akan ditransfer ke allofikosianin kemudian diteruskan ke pusat reaksi berupa klorofil a pada membran tilakoid. Pigmen lain pada spirulina adalah karotenoid yang terdiri atas xantofil dan beta-karoten. Fungsi karotenoid adalah melindungi klorofil dari reaksi fotooksidasi dengan mengikat molekul oksigen bebas yang dihasilkan dalam proses hidrolisis. Dalam keadaan terekspos molekul oksigen, struktur idorofil menjadi rusak melalui proses oksidasi karma tidak terlindungi oleh karotenoid (Narto, 2012).

2.4.            Habitat

Spirulina adalah ganggang renik (mikroalga) berwarna hijau kebiruan yang hidupnya tersebar luas dalam semua ekosistem, mencakup ekosistem daratan dan ekosistem perairan baik itu air tawar, air payau, maupun air laut. Ganggang hijau biru (Spirulina platensis) relatif cepat berproduksi pada berbagai tingkat salinitas pH 8-11 dengan kandungan senyawa karbonat dan bikarbonat yang tinggi (Aiba dan Ogawa, 1977 dalam Panji, 2005) dan unsur nitrogen (Mateles dan Tanennbaum, 1968 dalam Panji, 2005).

2.5.            Manfaat

Mikroalgae Spirulina sp telah dimanfaatkan sebagai pakan alami pada budidaya organisme laut seperti rotifer, larva oyster, kerang mutiara, abalone, udang, kakap, kerapu dan lainnya (Isnansetyo dan Kumiastuty, 1995 dalam Widianingsih, 2008) dan sebagai bahan makanan tambahan (suplemen) bagi manusia. Tokusoglu dan Uunal (2006) dan Widianingsih (2008), S. Platensis mengandung protein yang tinggi serta kalium. Spirulina juga mengandung vitamin B1, B2, B12 dan C (Brown et al.,   1997 dalam Widianingsih, 2008).
Gangggang yang dijuluki wonderful food ini potensial sebagai penghasil berbagai bahan aktif penting bagi dunia kesehatan, antara lain asam y-linolenat (GLA) yang berguna untuk pengobatan hiperkolesterolemia, sindroma prahaid dan eksema atopik (Panji, 2005).
Di samping itu terdapat pula bahan aktif yang diproduksi secara intraseluler yang memiliki nilai ekonomi, antara lain senyawa karotenoid (vitamin A), asam nikotinat, riboflavin (vitamin B2), tiamin (vitamin BI), dan sianokobalarnin (vitamin B12) (Ciferi 1983). Enzim superoksida dismutase (SOD) yang dihasilkan oleh Spirulina mencapai 1 500 000 unit per kg. Sedangkan SOD Hawaiian Spirulina hingga 2 376 000 unit per kg. Enzim ini merupakan antioksidan dan bahan aktif kosmetika untuk menghambat penuaan. Spirulina platensis tumbuh dengan baik dalam serum lateks pekat yang banyak mengandung hidrolisat protein dan mampu menurunkan tingkat pencemaran limbah (Panji et al. 2005).
Adapun manfaat dari Spirulina yang lain adalah
1.        Superfood
Spirulina pacifica kaya akan zat gizi, mengandung 60% protein nabati, Vitamin B kompleks, Asam lemak esensial, Vitamin, mineral dan pigmen alami. Zat gizi dalam spirulina berguna untuk melengkapi kecukupan gizi yang diperlukan oleh manusia setiap hari
2.        Meningkatkan daya tahan tubuh
Spirulina pacifica mengandung phycocianin, klorofil dan polysacarida yang membantu meningkatkan aktifitas unsur-unsur antibodi untuk melawan infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, maupun parasit, sehingga tubuh memiliki daya tahan yang lebih kuat.
3.        Menyehatkan darah
Spirulina pacifica mengandung klorofil, Vitamin B 12, Asam folat dan zat besi yang duperlukan untuk pembentukan darah merah. Konsumsi Spirulina pacifica secara teratur akan mencegah terjadinya anemia ( kurang darah)
4.        Antioksidan alami & Anti kanker
Polusi, stress, sinar matahari, bahan-bahan kimia dll merupakan sumber radikal bebas. Di dalam tubuh radikal bebas yang berlebih dapat menyebabkan berbagai kerusakan fungsi organ. Spirulina pacifica mengandung Antioksidan seperti Selenium, Vitamin E, enzyme SOD yang dapat memperkecil resiko kerusakan yang diakibatkan oleh radikal bebas. Phytonutrien dalam Spirulina (betakaroten,klorofil, xanthofil, phyocianin) merupakan anti kaner alami.


5.        Detoksifikasi
Klorofil di dalam Spirulina pacifica akan bekerja untuk membersihkan dan membuang toksin (racun) yang berasal dari bahan pengawet makanan, obat-obatan, cemaran air dan bahan-bahan kimiawi yang menumpuk di dalam darah. Klorofil juga berguna untuk mengurangi aroma tubuh yang tidak sedap
6.        Memperbaiki sistem pencernaan
Spirulina pacifica memiliki Protein Efficiency Ratio yang sangat tinggi, sehingga lebih cepat diserap tubuh. Dinding sel nya terbuat dari protein, polysacarida dan enzyme serta tidak memiliki selulosa sehingga lebih mudah dicerna dan diserap oleh tubuh

2.6.            Perkembangan Kultur Spirulina

Pada saat ini para petani Spirulina menggunakan media teknis untuk mengkultur Spirulina secara masal (Taw, 1990 dalam Widianingsih, 2008), tetapi nutrisinya jauh dari standar. Menurut Vonshalk et al, (2004) dan Sanchez-Luna et al, (2006) dalam Widianingsih (2008), kualitas kandungan nutrien Spirulina sp berkaitan dengan komposisi nutrien di media kultur dan parameter kualitas airnya. Sedangkan pada pusat-pusat pengadaan bibit kultur murni mikro alga yang berskala laboratorium maupun masal (Andersen, 2005 dalam Widianingsih, 2008) kultur S. Platensis menggunakan ,edia Walne. Perbedaan kualitas air dan media kultur ini diduga mengakibatkan pebedaan kandungan nutrisi pada Spirulina yang dihasilkannya. Hal ini berkaitan dengan kebutuhannya akan makro dan mikronutrien untuk kehidupannya.
Spirulina sp membutuhkan makro nutrien (N, P, S, K, Si, dab Ca) dan mikronutrien serta kandungan nitrat optimum (0,9-3,5 mg/l) untuk menunjang kehidupan dan pertumbuhannya (Becker, 1995 dalam Widianingsih, 2008). Mikronutrien seperti Fe, Mo, Cu, Ca, Mn, Zn, Co (Andersen, 2005 dalam Widianingsih, 2008) dibutuhkan dalam jumlah yang lebih kecil tetapi harus ada dalam budidaya Spirulina sp. Agar mikronutrien tetao larut dalam media diperlukan chetator berupa EDTA (Etilen Diamin Tetra Asetat Acid). Selain itu mikroalga juga memerlukan mikronutrien organik berupa unsur vitamin yang menunjang pertumbuhannya, antara lain Cobalamin (B12), Thiamin (B1) dan biotin (Taw, 1990 dalam Widianingsih, 2008). Begitu pentingnya peranan nilai kandungan nutrisi S. Platensi bagi manusia dan beberapa organisme laut, maka media kultur yang tepat untuk mendapatkan kandungan nilai nutrisi yang maksimal perlu dikaji lebih dalam.
Dengan suplemen nutrisi tertentu, ganggang ini tumbuh lebih baik dalam limbah lateks pekat dan mampu menghasilkan GLA dalam biomassa sel dengan konsentrasi sekitar setengah dari konsentrasi bahan yang sama jika menggunakan media sintetik (Panji el al. 2005). Konsentrasi metabolit ini masih mungkin ditingkatkan dengan mengoptimumkan komposisi media pertumbuhannya (Sato el al. 1979 dalam Panji, 2005). Usaha produksi dan industrialisasi bahan aktif ini akan lebih menguntungkan jika disertai dengan optimasi produksi, isolasi, dan pemanfaatan bahan aktif lainnya, antara lain SOD. Kajian tentang produksi SOD dari Spirulina lokal dengan menggunakan media serum lateks belum banyak dilaporkan.

III.             KESIMPULAN DAN SARAN


3.1.            Kesimpulan

Spirulina merupakan mikroalga yang memiliki kandungan protein, karbohidrat, lipit serta asam nukleat yang cukup tinggi. Spirulina sangat mudah untuk dikembangbiakkan atau diikultur. Tinggi rendahnya kandungan nutrisi pada Spirulina bergantung pada makro dan mikronutrien pada habitatnya dan parameter air. Berdasarkan darihasilpenelitian yang telah banyak dipublukasikan, Spirulina memiliki banyak manfaat yang dapat berfungsi sebagai suplemen serta sebagai obat-obatan untuk penyakit ringan hingga kanker sekalipun.

3.2.            Saran

Untuk lebih banyaknya informasi mengenai Spirulina, penulis mengharapkan agar bagi peneliti-peneliti yang memiliki kepakaran mengenai alga untuk lebih banyak menjadikan Spirulina sebagai objek penelitian. Selain itu, penulis juga berharap agar hasil penelitian yang berhubungan dengan Spirulina dapat dipubliksikan pada media-media yang mudah untuk diakses orang banyak agar dapat memberikan wawasan bagi para pembaca.



DAFTAR PUSTAKA



id.wikipedia.org
Narto, 2012. http://artikelterbaru.com/kesehatan/mengenal-spirulina-20125291.html. Diakses pada 3 April 2012 pukul 23.00
Panji, T., Wijayanti, M., Suharyanto, Bintang, M., 2005. Optimasi media tumbuh untuk peningkatan aktivitas dan Isolasi enzim superoksida dismutase dari biomassa spirulina platensis. Jurnal mikrobiologi Indonesia, 10 (37-41).
Sukmaningrum, S., 1997. Pertumbuhan Spirulina sp. pada limbah domestik. Biosfera : majalah ilmiah biologi. 7 (Null).
Widianingsih, Ridho, A., Hartati, R., Harmoko, 2008. Kandungan nutrisi Spirulina platensis yang dikultur pada media yang berbeda. Ilmu kelautan. 13 (167-170).

No comments:

Post a Comment