Penginderaan jarak jauh (remote sensing) merupakan teknik
foto satelit yang digunakan untuk mengetahui dan menganalisa situasi permukaan
bumi tanpa kontak langsung dengan obyek (Lillesand and Keifer, 1994 dalam
Suwito, 2007). Penginderaan jauh dapat diartik sebagai teknologi untuk
mengidentifikasi suatu obyek di permukaan bumi tanpa melalui kontak langsung
dengan obyek tersebut. Teknnologi penginderaan jauh berbasis satelit menjadi
sangat popular dan digunakan untuk berbagai tujuan kegiatan, salah satunya
untuk mengidentifikasi potensi sumber daya wilayah pesisir dan lautan.
Hal ini disebabkan
teknologi ini memiliki beberapa kelebihan, seperti harganya yang relative murah
dan mudah di dapat, adanya resolusi temporal (perulangan) sehingga dapat
digunakan untuk keperluan monitoring, cakupannya yang luas dan mampu menjangkau
daerah yang terpencil, bentuk datanya digital sehingga dapat digunakan untuk
berbagai keperluan dan ditampilkan sesuai keinginan (Suwargana, 2008).
Terdapat keunggulan inderaja sebagai sumber data data SIG
(Johnson, 1998 dalam Radiarta, 2008) di antaranya :
1.
Data yang dihasilkan sudah dalam format digital
2.
Dapat memantau suatu daerah kajian secara berulang-ulang
3.
Dapat mencakup lokasi kajian yang luas
4.
Analisis inderaja biasa menghasilkan berbagai jenis data
bermanfaat yang sulit diperoleh dengan menggunakan data lapangan
Interpretasi secara
visual adalah interpretasi data penginderaan jauh yang mendasarkan pada
pengenalan ciri/karakteristik objek secara keruangan. Karakteristik objek dapat
dikenali berdasarkan 9 unsur interpretasi yaitu bentuk, ukuran, pola, bayangan,
rona/warna, tekstur, situs, asosiasi dan konvergensi bukti. Menurut Wahyunto et al. dalam Daruati (2008), dalam identifikasi penggunaan lahan dengan
citra landsat, selain unsur interpretasi sebagai dasar analisis, perlu
diperhatikan juga beberapa faktor penutup lahan, misalnya jenis vegetasi,
keadaan air genangan, dan tanah terbuka. Setiap faktor akan memberikan
reflektansi yang berbeda dan dapat berpengaruh terhadap kenampakan objek
tersebut.
Referensi :
Daruati, D., 2008.
Penggunaan Citra Landsat 7 ETM+ Untuk Kajian Penggunaan Lahan DAS Cimanuk.
Jurnal LIMNOTEK. Vol. XV, No. 1 (40-50).
Radiarta,
I. N. 2008. Pemanfaatan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis untuk
Manajemen Sumberdaya Perikanan Budidaya di Indonesia. Media Akuakultur. 3 (1).
Suwargana,
N. 2008. Analisis Perubahan Hutan Mangrove Menggunakan Data Penginderaan Jauh
di Pantai Bhagia, Muara Gembong, Bekasi. Jurnal
Penginderaan Jauh. 5 (64-74).
No comments:
Post a Comment