Thursday, August 18, 2016

RUPA DARAH SECARA MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS SEBELUM DAN SESUDAH HAEMMOLISIS



RUPA DARAH SECARA MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS SEBELUM DAN SESUDAH HAEMMOLISIS



Oleh


Teguh Heriyanto
0904121598
Ilmu Kelautan



Logo UNRI Hitam Putih.JPG










LABORATORIUM BIOLOGI PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2011





KATA PENGANTAR
Berkat rahmat Allah SWT, akhirnya laporan Praktikum Fisiologi Hewan Air ini dapat penulis selesaikan. Dalam laporan ini penulis membahas mengenai rupa darah secara makroskopis dan mikroskopis sebelum dan sesudah haemmolisis. Praktikum ini dilaksanakan sebagai upaya pembelajaran serta pelatihan bagi Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
Sebagai manusia penyandang relativitas kebenaran, penulis sangat menyadari adanya kekurangan didalam pembuatan laporan ini. Atas segala kekurangan tersebut penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada asisten yang telah memberikan bimbingan didalam praktikum dan pembuatan laporan ini. Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.


Pekanbaru, 30 Maret 2011


Teguh Heriyanto



DAFTAR ISI

                       Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................               i
DAFTAR ISI.............................................................................................              ii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................             iii
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................             iv
I.       PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang.......................................................................              1
1.2              Tujuan Praktikum ..................................................................              2
1.3              Manfaat Praktikum ...............................................................              2
II.     TINJAUAN PUSTAKA                                                                               
III.    METODE PRAKTIKUM
3.1              Waktu dan Tempat................................................................              5
3.2              Bahan dan Alat......................................................................              5
3.3              Metode Praktikum .................................................................                           5
3.4              Prosedur Praktikum...............................................................              6
IV.    HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1              Hasil.......................................................................................              8
4.2              Pembahasan...........................................................................            10
V.     KESIMPULAN DAN SARAN
5.1              Kesimpulan............................................................................            12
5.2              Saran......................................................................................            12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................            13
LAMPIRAN...............................................................................................                           14








DAFTAR GAMBAR
Gambar                                                                                               Halaman
Ikan mas (Cyprinus carpio)..…………….………………………….            8
Darah Kontrol ……………………………..………………………..            10
Darah + Aquades …………………………….…………….……….            11
Darah + NaCl 3% …………………………………………………...           3
Darah + Aquades + NaCl 3% ……………………………………....            4
Darah + NaCl 3% + Aquades ………………………………………            5




DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran                                                                                             Halaman
Alat………………………………………………………………….                        15







1.1. Latar belakang

Fisiologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari fungsi, mekanisme, dan cara kerja dari organ, jaringan, dan sel – sel organisma. Fisiologi mencoba menerangkan faktor – faktor fisika dan kimia yang mempengaruhi seluruh proses kehidupan. (Fujaya, 2004)
Fisiologi mempelajari fungsi organ – organ tubuh atau fungsi keseluruhan organisme. Organ artinya alat – alat tubuh seperti hati, paru – paru, insang, jantung, ginjal yang merupakan bagian tubuh hewan sedangkan pada tumbuhan oragn antara lain meliputi akar, batang, daun, bunga. Organ – organ tersebut menyusun suatu organisme yaitu makhluk hidup baik yang makroskopik (berukuran besar, dapat dilihat dengan mata manusia tanpa bantuan alat) maupun yang mikroskopis (berukuran kecil, tidak dapat dilihat dengan mata manusia tanpa bantuan alat). Fisiologi mencakup pembahasan tentang apa yang dilakukan oleh makhluk hidup dan bagaimana mereka melakukan agar mereka lulus hidup dan dapat mengatasi berbagai tantangan dari lingkungan hidupnya sehingga mereka dapat beradaptasi dan memppertahankan eksistensinya. (Yuwono, 2001)  
Ikan adalah hewan yang bertulang belakang (vertebrata) yang berdarah dingin (poikilothermal) dimana hidupnya dilingkungan air, pergerakan dan keseimbangan dengan menggunakan sirip serta pada umumnya bernafas dengan insang. (Raharjo, 1980).

1.2.Tujuan praktikum

Tujuan dari praktikum pengamatan pergerakan sirip – sirip ikan dan mekanisme ikan mengambil makanan dan laju menghancurkan makanan di dalam lambung adalah agar kita mengetahui sirip – sirip ikan apa saja yang bergerak pada arah pergerakan yang berbeda. Selain itu, untuk mengetahui bagaimana cara ikan mengambil makanan dan berapa lama waktu yang diperlukan untuk menghancurkan makanan setelah makanan ditelan.

1.3.   Manfaat praktikum

Manfaat dari praktikum pengamatan pergerakan sirip – sirip ikan dan mekanisme ikan mengambil makanan dan laju menghancurkan makanan di dalam lambung adalah menambah pengetahuan tentang factor apa saja yang mempengaruhi pergerakan ikan dan mekanisme ikan mengambil makanan dan menghancurkan makanan.






II.                TINJAUAN PUSTAKA


Fisiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari segala proses yang berlangsung dalam tubuh makhluk hidup, baik organisme ber-sel tunggal maupun ber-sel banyak, termasuk interaksi antar sel, jaringan, organ serta semua komunikasi intercellular, baik energenik maupun metabolik. (Windarti et al, 2011).
Hewan air adalah makhluk hidup yang habitatnya di perairan dan tidak dapat memanfaatkan secara langsung zat – zat anorganik (organisme heterotrof) tetapi mereka dapat mendapatkan makanannya dari mikroba, tumbuhan atau hewan lainnya. Pada umumnya hewan air melakukan pergerakan untuk mencari makananan. (Yuwono, 2001)
Menurut Khairuman (2008), di Indonesia, ikan mas mulai dikenal pertama kali di daerah Galuh, Ciamis, Jawa Barat sekitar tahun 1860. Setelah itu, berkembang ke daerah lain di Jawa Barat. Sejak permulaan abad ke – 23, budi daya ikan mas yang dilakukan di kolam dan di sawah, mulai berkembang di beberapa daerah di luar Jawa. Pada tahun 1892, ikan mas mulai didatangkan ke Bukittinggi, Sumatera Barat dan Sumatera Utara, ikan mas didatangkan pada tahun 1903. Di Medan, ikan mas didatngkan pada tahun 1905. Sementara itu, ikan mas mulai dikenal di Sulawesi pada tahun 1895 yang diawali dari daerah Tondano, Sulawesi Utara. Di Manado, ikan mas didatangkan pada tahun 1905. Pada tahun 1936, di Sulawesi Selatan, ikan mas mulai dipelihara di sawah. Di Pulau Bali, ikan mas pertama kali didatangkan pada tahun1903 dan mulai dbudidayakan di sawah pada tahun 1931. Di Pulau Flores, ikan mas didatangkan pertama kali pada tahun 1932.
Spesies ikan mas (Cyprinus carpio) masuk dalam genus Cyprinus dari famili Cyprinidae. Di berbagai tempat ikan mas disebut sebagai ikan tambra, raya atau ameh. Ikan memiliki bentuk badan memanjang, sedikit pipih ke samping (compressed). Mulut dapat disembulkan terletak di ujung tengah (terminal). Mempunyai sungut dua pasang. Menurut beberapa ahli ikan, sungut inilah sebagai ciri pokok untuk membedakan ikan mas koki (Carasius auratus) yang strainnya sudah banyak itu dengan ikan mas karper (Cyprinus carpio), yang mempunyai strain banyak juga. Sirip punggung panjang dengan bagian belakang berjari – jari keras. Letak permulaan sirip punggung ini berseberangan dengan permulaan sirip perut. Ikan mas mempunyai sisik relatif  tipe Cycloid, mempunyai garis rusuk yang lengkap berada pada pertengahan sirip ekor. Gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) terdiri dari tiga baris yang berbentuk graham. (Susanto, 2004)





III.    METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan tempat

Praktikum fisiologi hewan air tentang pengamatan pergerakan sirip – sirip ikan dan mekanisme ikan mengambil makanan dan laju menghancurkan makanan di dalam lambung ini dilaksanakan pada hari Kamis, 24 Maret 2011 pukul 10.30 – 12.30 WIB. Bertempat di Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.

3.2.Bahan dan alat

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah ikan mas (Cyprinus carpio), daphnia, pellet, tubifex, dan udang
            Alat yang digunakan pada praktikum adalah pena, pensil, penghapus, penggaris, serbet, buku gambar, nampan, gunting bedah, wadah dan buku penuntun praktikum.

3.3.   Metode praktikum

Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode pengamatan langsung terhadap objek yang akan diamati.



3.4.   Prosedur praktikum

3.4.1        Pengamatan pergerakan sirip – sirip ikan
·         Wadah disiapkan dan diisi dengan air secukupnya.
·         Panjang SL dan TL diukur dan berat ikan uji ditimbang.
·         Ikan uji dimasukkan ke dalam wadah tersebut.
·         Pergerakan sirip – sirip ikan diperhatikan pada saat ikan diberi makan yang mengapung di lapisan permukaan air. Bentuk  dan arah pergerakan sirip – sirip ikan tersebut diamati dan dicatat.
·         Pergerakan sirip – sirip ikan diperhatikan pada saat ikan diberi makanan yang berada si dasar wadah. Bentuk dan arah pergerakan sirip – sirip ikan diamati dan dicatat.
·         Pergerakan sirip – sirip ikan diperhatikan pada saat ikan diberi makanan yang dapat bergerak ke atas dan ke bawah. Bentuk dan arah pergerakan sirip – sirip ikan diamati dan dicatat.

3.4.2        Mekanisme ikan mengambil makanan dan laju menghancurkan makanan di dalam lambung.
·         Wadah disiapkan dan diisi dengan air secukupnya.
·         Panjang SL dan TL diukur dan berat ikan uji ditimbang. Panjang dan jenis ikan yang diberikan makanan juga diukur
·         4 – 5 ekor ikan uji juga dimasukkan pada wadah, tetapi ikan ini juga dipuasakan sebelum digunakan untuk percobaan.
·         Jenis makanan tertentu dimasukkan pada wadah yang berisi ikan uji.
·         Cara ikan tersebut memakan jenis makanan yang diberi makanan diaamati dan dicatat.
·         Setelah 5 menit menyantap makanan, 2 ekor ikan diambil lalu dibunuh. Perutnya dibedah, jenis makanan yang terdapat dalam saluran pencernaan diamati dan dicatat. Amati berapa banyak jumlah makanan yang dimakan, bentuk masih utuh atau sudah hancur makanan diperhatikanukuran lebar bukaan mulut ikan diuji.
·          








IV.              HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum rupa darah secara makroskopis dan mikroskopis sebelum dan sesudah haemmolisis ini dapat diketahui hasilnya adalah sebagai berikut:
Ikan mas (Cyprinus carpio) diklasifikasikan kedalam ordo : Cypriniformes, family  : Cyprinidae, genus : Cyprinus, species : Cyprinus carpio.




Gambar 1. Ikan mas (Cyprinus carpio)



Gambar 2. Darah Kontrol






Gambar 3. Darah + Aquades



Gambar 4. Darah + NaCl 3%



Gambar 5. Darah + Aquades + NaCl 3%



Gambar 6. Darah + NaCl 3% + Aquades

4.2.Pembahasan

Sistem peredaran darah pada semua organisme merupakan proses fisiologis yang sangat penting. Untuk melakukan aktivitas sel, jaringan, maupun organ membutuhkan nutrisi dan oksigen. Bahan – bahan ini dapat sisuplai hanya bila peredarandarah berjalan normal. Karenanya, semua fungsi dari setiap organ dalam tubuh kadang – kadang dapat dilihat pada darah. (Fujaya, 2004)
Di dalam matrik cairan darah terdapat sel – sel darah. Sel yang menyangkut oksigen disebut eritrosit. Sel yang berperan dalam kekebalan dan pertahanan tubuh disebut leukosit dan sel yang berperan dalam homeostatis disebut trombosit. (Yuwono, 2001)
Ikan sebagaimana vertebrata lain, memiliki sel darah merah (eritrosit) berinti dengan bentuk dan ukuran bervariasi antara saatu spesies dengan lainnya. Elsmobransi dan hagfish memiliki sel darah merah yang besar, kira – kira 19,7 mm × 13,9 mm (Hartman dan Lessler, 1964 dalam Satchell, 1991), beberapa spesies yang lain memiliki sel darah merah berbentuk lonjong dengan diameter 11 – 14 μm, memiliki inti dengan ratio volume sel dan inti adalah 3,5 – 4,0. Jumlah sel darah merah pada masing – masing spesies juga berbeda, tergantung aktivitas ikan tersebut. Pada ikan yang memiliki aktivitas tinggi, seperti ikan predator blue marlin (Makaira nigricans) memiliki hematokrit 43% dan mackerel, 52,5%, sedangkan pada ikan nototheniid Pagothenia bermacchii hanya 21%. (Fujaya, 2004)
Pada praktikum ini dapat terlihat bahwa darah kontrol masih dalam keadaan ukuran yang normal dan susunan darahnya rapi. Darah yang ditambah aquades terlihat di bawah mikroskop seldarahnya mengalami pembengkakan atau membesar karena aquades masuk kedalam sel dan jarak antar sel darah jarang atau berjauhan. Sedangkan darah yang ditambahkan NaCl 3% terlihat di bawah mikroskop rupa sel darahnya mengkerut ini terjadi akibat sifat dari NaCl yang dapat menyerap air sehingga cairan sel di dalam sel tertarik keluar sehingga sel darah menjadi mengkerut dan jarak antar sel menjadi rapat. Darah yang diberi aquades kemudian diberi NaCl 3% akan membuat rupa sel darah agak mengkerut sedangkan darah yang diberi NaCl 3% dan kemudian diberi aquades membuat rupa darah hampir mengarah kebentuk normal.




V.                KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan

Rupa sel darah ketika ditambahkan aquades adalah membengkak karena sel menyerap aquades dan jarak antar sel menjadi jarang sedangkan rupa sel darah yang ditambahkan NaCl 3% adalah mengkerut, hal ini dikarenakan sifat dari NaCl yang menyerap partikel air sehingga cairan sel dilepaskan keluar sel dan jarak antar sel menjad rapat. Darah yang diberi aquades kemudian diberi NaCl 3% akan membuat rupa sel darah agak mengkerut sedangkan darah yang diberi NaCl 3% dan kemudian diberi aquades membuat rupa darah hampir mengarah kebentuk normal.

5.2. Saran

Didalam melakukan praktikum rupa darah secara makroskopis dan mikroskopis sebelum dan sesudah haemmolisis penulis menyarankan agar untuk praktikum kedepannya semua praktikan dapat melakukan pengambilan darah ikan dengan menggunakan suntik dan juga para praktikan harus memperhatikan asisten ketika menjelaskan cara kerja dalam menjalankan praktikum agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan praktikum dan akhirnya dapat memperoleh informasi yang akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Fujaya, Yusinta. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknologi Perikanan. PT Rineka Cipta, Jakarta. 179 hal.
Khairuman, dkk. 2008. Budidaya Ikan Mas Secara Intensif. PT Agromedia Pustaka, Jakarta. 100 hal.
Rahardjo, S. 1980. Oseanografi Perikanan I. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. 141 hal.
Susanto, Heru. 2004. Budidaya Ikan di Perkarangan. Penebar Swadaya, Jakarta. 150 hal.
Windarti, dkk. 2011. Buku Ajar Fisiologi Hewan Air. Universitas Riau, Pekanbaru. 70 hal.
Yuwono, E. dan P. Sukardi. 2001. Fisiologi Hewan Air. CV Sagung Seto, Jakarta. 64 hal.




 














Lampiran 1. Alat – alat yang digunakan









 



      Nampan                                         serbet  









 



Pena                                                    pensil









 


Penghapus                                           penggaris








































No comments:

Post a Comment