RUPA DARAH SECARA MAKROSKOPIS DAN
MIKROSKOPIS SEBELUM DAN SESUDAH HAEMMOLISIS
Oleh
Teguh Heriyanto
0904121598
Ilmu Kelautan
LABORATORIUM
BIOLOGI PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU
KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2011
KATA PENGANTAR
Berkat rahmat Allah SWT, akhirnya laporan Praktikum Fisiologi Hewan Air
ini dapat penulis selesaikan. Dalam laporan ini penulis membahas mengenai rupa
darah secara makroskopis dan mikroskopis sebelum dan sesudah haemmolisis.
Praktikum ini dilaksanakan sebagai upaya pembelajaran serta pelatihan bagi
Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
Sebagai manusia penyandang relativitas kebenaran, penulis sangat
menyadari adanya kekurangan didalam pembuatan laporan ini. Atas segala
kekurangan tersebut penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca.
Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada asisten yang telah
memberikan bimbingan didalam praktikum dan pembuatan laporan ini. Akhirnya
penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Pekanbaru, 30 Maret 2011
Teguh Heriyanto
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................
i
DAFTAR ISI............................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... iv
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang....................................................................... 1
1.2
Tujuan Praktikum .................................................................. 2
1.3
Manfaat Praktikum ............................................................... 2
II. TINJAUAN
PUSTAKA
III. METODE
PRAKTIKUM
3.1
Waktu dan Tempat................................................................ 5
3.2
Bahan dan Alat...................................................................... 5
3.3
Metode Praktikum
................................................................. 5
3.4
Prosedur Praktikum............................................................... 6
IV. HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil....................................................................................... 8
4.2
Pembahasan........................................................................... 10
V. KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1
Kesimpulan............................................................................ 12
5.2
Saran...................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 13
LAMPIRAN............................................................................................... 14
DAFTAR
GAMBAR
Gambar Halaman
Ikan mas (Cyprinus carpio)..…………….…………………………. 8
Darah Kontrol ……………………………..……………………….. 10
Darah + Aquades …………………………….…………….………. 11
Darah + NaCl 3%
…………………………………………………... 3
Darah + Aquades + NaCl 3% …………………………………….... 4
Darah + NaCl 3% + Aquades ……………………………………… 5
DAFTAR
LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Alat…………………………………………………………………. 15
1.1. Latar belakang
Fisiologi
dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari fungsi, mekanisme, dan cara
kerja dari organ, jaringan, dan sel – sel organisma. Fisiologi mencoba
menerangkan faktor – faktor fisika dan kimia yang mempengaruhi seluruh proses
kehidupan. (Fujaya, 2004)
Fisiologi
mempelajari fungsi organ – organ tubuh atau fungsi keseluruhan organisme. Organ
artinya alat – alat tubuh seperti hati, paru – paru, insang, jantung, ginjal
yang merupakan bagian tubuh hewan sedangkan pada tumbuhan oragn antara lain
meliputi akar, batang, daun, bunga. Organ – organ tersebut menyusun suatu
organisme yaitu makhluk hidup baik yang makroskopik (berukuran besar, dapat
dilihat dengan mata manusia tanpa bantuan alat) maupun yang mikroskopis
(berukuran kecil, tidak dapat dilihat dengan mata manusia tanpa bantuan alat).
Fisiologi mencakup pembahasan tentang apa yang dilakukan oleh makhluk hidup dan
bagaimana mereka melakukan agar mereka lulus hidup dan dapat mengatasi berbagai
tantangan dari lingkungan hidupnya sehingga mereka dapat beradaptasi dan
memppertahankan eksistensinya. (Yuwono, 2001)
Ikan
adalah hewan yang bertulang belakang (vertebrata) yang berdarah dingin
(poikilothermal) dimana hidupnya dilingkungan air, pergerakan dan keseimbangan
dengan menggunakan sirip serta pada umumnya bernafas dengan insang. (Raharjo,
1980).
1.2.Tujuan praktikum
Tujuan
dari praktikum pengamatan pergerakan sirip – sirip ikan dan mekanisme ikan
mengambil makanan dan laju menghancurkan makanan di dalam lambung adalah agar kita
mengetahui sirip – sirip ikan apa saja yang bergerak pada arah pergerakan yang
berbeda. Selain itu, untuk mengetahui bagaimana cara ikan mengambil makanan dan
berapa lama waktu yang diperlukan untuk menghancurkan makanan setelah makanan
ditelan.
1.3. Manfaat praktikum
Manfaat
dari praktikum pengamatan pergerakan sirip – sirip ikan dan mekanisme ikan
mengambil makanan dan laju menghancurkan makanan di dalam lambung adalah menambah
pengetahuan tentang factor apa saja yang mempengaruhi pergerakan ikan dan mekanisme
ikan mengambil makanan dan menghancurkan makanan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Fisiologi
adalah suatu ilmu yang mempelajari segala proses yang berlangsung dalam tubuh
makhluk hidup, baik organisme ber-sel tunggal maupun ber-sel banyak, termasuk
interaksi antar sel, jaringan, organ serta semua komunikasi intercellular, baik
energenik maupun metabolik. (Windarti et
al, 2011).
Hewan
air adalah makhluk hidup yang habitatnya di perairan dan tidak dapat
memanfaatkan secara langsung zat – zat anorganik (organisme heterotrof) tetapi
mereka dapat mendapatkan makanannya dari mikroba, tumbuhan atau hewan lainnya.
Pada umumnya hewan air melakukan pergerakan untuk mencari makananan. (Yuwono, 2001)
Menurut
Khairuman (2008), di Indonesia, ikan mas mulai dikenal pertama kali di daerah
Galuh, Ciamis, Jawa Barat sekitar tahun 1860. Setelah itu, berkembang ke daerah
lain di Jawa Barat. Sejak permulaan abad ke – 23, budi daya ikan mas yang
dilakukan di kolam dan di sawah, mulai berkembang di beberapa daerah di luar
Jawa. Pada tahun 1892, ikan mas mulai didatangkan ke Bukittinggi, Sumatera
Barat dan Sumatera Utara, ikan mas didatangkan pada tahun 1903. Di Medan, ikan
mas didatngkan pada tahun 1905. Sementara itu, ikan mas mulai dikenal di Sulawesi pada tahun 1895 yang diawali dari daerah
Tondano, Sulawesi Utara. Di Manado, ikan mas didatangkan pada tahun 1905. Pada
tahun 1936, di Sulawesi Selatan, ikan mas mulai dipelihara di sawah. Di Pulau
Bali, ikan mas pertama kali didatangkan pada tahun1903 dan mulai dbudidayakan
di sawah pada tahun 1931. Di Pulau Flores, ikan mas didatangkan pertama kali
pada tahun 1932.
Spesies
ikan mas (Cyprinus carpio) masuk
dalam genus Cyprinus dari famili Cyprinidae. Di berbagai tempat ikan mas
disebut sebagai ikan tambra, raya atau ameh. Ikan memiliki bentuk badan
memanjang, sedikit pipih ke samping (compressed). Mulut dapat disembulkan
terletak di ujung tengah (terminal). Mempunyai sungut dua pasang. Menurut
beberapa ahli ikan, sungut inilah sebagai ciri pokok untuk membedakan ikan mas
koki (Carasius auratus) yang
strainnya sudah banyak itu dengan ikan mas karper (Cyprinus carpio), yang mempunyai strain banyak juga. Sirip punggung
panjang dengan bagian belakang berjari – jari keras. Letak permulaan sirip
punggung ini berseberangan dengan permulaan sirip perut. Ikan mas mempunyai
sisik relatif tipe Cycloid, mempunyai
garis rusuk yang lengkap berada pada pertengahan sirip ekor. Gigi kerongkongan
(pharyngeal teeth) terdiri dari tiga baris yang berbentuk graham. (Susanto,
2004)
III. METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan tempat
Praktikum
fisiologi hewan air tentang pengamatan pergerakan sirip – sirip ikan dan
mekanisme ikan mengambil makanan dan laju menghancurkan makanan di dalam
lambung ini dilaksanakan pada hari Kamis, 24 Maret 2011 pukul 10.30 – 12.30
WIB. Bertempat di Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas Perikanan Dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau.
3.2.Bahan dan alat
Bahan
yang digunakan pada praktikum ini adalah ikan mas (Cyprinus carpio), daphnia, pellet, tubifex, dan udang
Alat yang digunakan pada praktikum adalah
pena, pensil, penghapus, penggaris, serbet, buku gambar, nampan, gunting bedah,
wadah dan buku penuntun praktikum.
3.3. Metode praktikum
Metode
yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode pengamatan langsung terhadap
objek yang akan diamati.
3.4. Prosedur praktikum
3.4.1
Pengamatan
pergerakan sirip – sirip ikan
·
Wadah disiapkan
dan diisi dengan air secukupnya.
·
Panjang SL dan
TL diukur dan berat ikan uji ditimbang.
·
Ikan uji
dimasukkan ke dalam wadah tersebut.
·
Pergerakan sirip
– sirip ikan diperhatikan pada saat ikan diberi makan yang mengapung di lapisan
permukaan air. Bentuk dan arah
pergerakan sirip – sirip ikan tersebut diamati dan dicatat.
·
Pergerakan sirip
– sirip ikan diperhatikan pada saat ikan diberi makanan yang berada si dasar
wadah. Bentuk dan arah pergerakan sirip – sirip ikan diamati dan dicatat.
·
Pergerakan sirip
– sirip ikan diperhatikan pada saat ikan diberi makanan yang dapat bergerak ke
atas dan ke bawah. Bentuk dan arah pergerakan sirip – sirip ikan diamati dan
dicatat.
3.4.2
Mekanisme ikan
mengambil makanan dan laju menghancurkan makanan di dalam lambung.
·
Wadah disiapkan
dan diisi dengan air secukupnya.
·
Panjang SL dan
TL diukur dan berat ikan uji ditimbang. Panjang dan jenis ikan yang diberikan
makanan juga diukur
·
4 – 5 ekor ikan
uji juga dimasukkan pada wadah, tetapi ikan ini juga dipuasakan sebelum
digunakan untuk percobaan.
·
Jenis makanan
tertentu dimasukkan pada wadah yang berisi ikan uji.
·
Cara ikan
tersebut memakan jenis makanan yang diberi makanan diaamati dan dicatat.
·
Setelah 5 menit
menyantap makanan, 2 ekor ikan diambil lalu dibunuh. Perutnya dibedah, jenis
makanan yang terdapat dalam saluran pencernaan diamati dan dicatat. Amati
berapa banyak jumlah makanan yang dimakan, bentuk masih utuh atau sudah hancur
makanan diperhatikanukuran lebar bukaan mulut ikan diuji.
·
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum rupa
darah secara makroskopis dan mikroskopis sebelum dan sesudah haemmolisis ini dapat diketahui hasilnya adalah sebagai
berikut:
Ikan mas
(Cyprinus carpio) diklasifikasikan kedalam ordo
: Cypriniformes, family : Cyprinidae,
genus : Cyprinus, species : Cyprinus
carpio.
Gambar
2. Darah Kontrol
Gambar
3. Darah + Aquades
Gambar
4. Darah + NaCl 3%
Gambar
5. Darah + Aquades + NaCl 3%
Gambar
6. Darah + NaCl 3% + Aquades
4.2.Pembahasan
Sistem
peredaran darah pada semua organisme merupakan proses fisiologis yang sangat
penting. Untuk melakukan aktivitas sel, jaringan, maupun organ membutuhkan
nutrisi dan oksigen. Bahan – bahan ini dapat sisuplai hanya bila peredarandarah
berjalan normal. Karenanya, semua fungsi dari setiap organ dalam tubuh kadang –
kadang dapat dilihat pada darah. (Fujaya, 2004)
Di
dalam matrik cairan darah terdapat sel – sel darah. Sel yang menyangkut oksigen
disebut eritrosit. Sel yang berperan dalam kekebalan dan pertahanan tubuh
disebut leukosit dan sel yang berperan dalam homeostatis disebut trombosit.
(Yuwono, 2001)
Ikan
sebagaimana vertebrata lain, memiliki sel darah merah (eritrosit) berinti
dengan bentuk dan ukuran bervariasi antara saatu spesies dengan lainnya.
Elsmobransi dan hagfish memiliki sel darah merah yang besar, kira – kira 19,7
mm × 13,9 mm (Hartman dan Lessler, 1964 dalam Satchell, 1991), beberapa spesies
yang lain memiliki sel darah merah berbentuk lonjong dengan diameter 11 – 14
μm, memiliki inti dengan ratio volume sel dan inti adalah 3,5 – 4,0. Jumlah sel
darah merah pada masing – masing spesies juga berbeda, tergantung aktivitas
ikan tersebut. Pada ikan yang memiliki aktivitas tinggi, seperti ikan predator
blue marlin (Makaira nigricans)
memiliki hematokrit 43% dan mackerel, 52,5%, sedangkan pada ikan nototheniid Pagothenia bermacchii hanya 21%.
(Fujaya, 2004)
Pada
praktikum ini dapat terlihat bahwa darah kontrol masih dalam keadaan ukuran
yang normal dan susunan darahnya rapi. Darah yang ditambah aquades terlihat di
bawah mikroskop seldarahnya mengalami pembengkakan atau membesar karena aquades
masuk kedalam sel dan jarak antar sel darah jarang atau berjauhan. Sedangkan
darah yang ditambahkan NaCl 3% terlihat di bawah mikroskop rupa sel darahnya
mengkerut ini terjadi akibat sifat dari NaCl yang dapat menyerap air sehingga
cairan sel di dalam sel tertarik keluar sehingga sel darah menjadi mengkerut dan
jarak antar sel menjadi rapat. Darah yang diberi aquades kemudian diberi NaCl
3% akan membuat rupa sel darah agak mengkerut sedangkan darah yang diberi NaCl
3% dan kemudian diberi aquades membuat rupa darah hampir mengarah kebentuk
normal.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Rupa
sel darah ketika ditambahkan aquades adalah membengkak karena sel menyerap
aquades dan jarak antar sel menjadi jarang sedangkan rupa sel darah yang
ditambahkan NaCl 3% adalah mengkerut, hal ini dikarenakan sifat dari NaCl yang
menyerap partikel air sehingga cairan sel dilepaskan keluar sel dan jarak antar
sel menjad rapat. Darah yang diberi aquades kemudian diberi NaCl 3% akan
membuat rupa sel darah agak mengkerut sedangkan darah yang diberi NaCl 3% dan
kemudian diberi aquades membuat rupa darah hampir mengarah kebentuk normal.
5.2. Saran
Didalam
melakukan praktikum rupa darah secara makroskopis dan
mikroskopis sebelum dan sesudah haemmolisis penulis menyarankan agar untuk praktikum kedepannya semua praktikan dapat melakukan pengambilan
darah ikan dengan menggunakan suntik dan juga para praktikan harus
memperhatikan asisten ketika menjelaskan cara kerja dalam menjalankan praktikum
agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan praktikum dan akhirnya dapat
memperoleh informasi yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Fujaya, Yusinta. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan
Teknologi Perikanan. PT Rineka Cipta, Jakarta. 179 hal.
Khairuman, dkk. 2008. Budidaya Ikan Mas
Secara Intensif. PT Agromedia Pustaka, Jakarta. 100 hal.
Rahardjo, S. 1980. Oseanografi Perikanan I.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.
141 hal.
Susanto, Heru. 2004. Budidaya Ikan di Perkarangan. Penebar
Swadaya, Jakarta. 150 hal.
Windarti, dkk. 2011. Buku Ajar Fisiologi Hewan Air.
Universitas Riau, Pekanbaru. 70 hal.
Yuwono, E. dan P. Sukardi. 2001.
Fisiologi Hewan Air. CV Sagung Seto, Jakarta. 64 hal.
Nampan serbet
Pena pensil
Penghapus penggaris
No comments:
Post a Comment