Tuesday, January 4, 2011

BIOLOGI PERIKANAN "FEKUNDITAS DAN DIAMETER TELUR"


 PERHATIAN : diperbolehkan untuk meng-copy materi ini dengan syarat hanya untuk akademis dan mencantumkan Nama Penulis dan alamat web halaman ini pada Daftar Pustaka Anda. 



ASISTEN : WAHYU ANGGRAINI
Fekunditas dan Diameter Telur
Ikan Tambakan (Helostoma temmincki)

Oleh

Teguh Heriyanto
Ilmu Kelautan




Logo UNRI Hitam Putih.JPG

LABORATORIUM BIOPER
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2010


KATA PENGANTAR


Berkat rahmat Allah SWT, akhirnya laporan Praktikum Biologi Perikanan ini dapat penulis selesaikan. Dalam laporan ini penulis membahas mengenai Fekunditaas dan Diameter Telur. Praktikum ini dilaksanakan sebagai upaya pembelajaran serta pelatihan bagi Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
Sebagai manusia penyandang relativitas kebenaran, penulis sangat menyadari adanya kekurangan didalam pembuatan laporan ini. Atas segala kekurangan tersebut penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada asisten yang telah memberikan bimbingan didalam praktikum dan pembuatan laporan ini. Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.


Pekanbaru, 25 Oktober  2010


Teguh Heriyanto








DAFTAR LAMPIRAN



I.          PENDAHULUAN


1.1. Latar belakang

Biologi perikanan adalah suatu ilmu pengetehuan yang mempelajari keadaan ikan yaitu sejak individu ikan tersebut menetas (hadir ke alam) kemudian makan, tumbuh, bermain, bereproduksi, dan akhirnya mengalami kematian secara alami atau oleh karena factor lain. Pengetahuan itu akan menguraikan tentang aspek – aspek biologi individu dari spesies ikan. Sehingga pengetahuan biologi perikanan ini merupakan pengetahuan dasar ketika mendalami pengetahuan dinamika populasi ikan, pengembngan spesies ikan untk dikelola menjadi ikan budidaya dan upaya pelestarian spesies ikan yang akan mengalami kepunahan di perairan alaminya. (Pulungan, 2010)
Ikan adalah binatang bertulang belakang (vertebrata) yang berdarah dingin (poikilothermal), hidup dalam air, gerakan dan keseimbangan badannya terutama menggunakan sirip, dan umumnya bernapas dengan insang. Sebagian besar ikan hidup di perairan laut sedangkan sebagiannya di perairan darat (Tim iktiologi, 2001).
            Fekunditas adalah jumlah telur yang terdapat pada ovari ikan betina yang telah matang gonad dan siap untuk dikeluarkan pada waktu memijah. Pengetahuan tentang fekunditas dibidang budidaya perikanan sangatlah penting artinya untuk memprediksi berapa banyak jumlah larva atau benih yang akan dihasilkan oleh individu ikan pada waktu mijah sedangkan dibidang biologi perikanan untuk memprediksikan berapa jumlah stok suatu populasi ikan dalam lingkungan perairan.

1.2.Tujuan praktikum

Tujuan dari praktikum fekunditas dan diameter  telur  adalah agar kita dapat memperkirakan jumlah larva atau anak ikan yang akan dihasilkan dan juga dapaat memprediksi jumlah anak ikan dalam kelas umur yang sama.

1.3.   Manfaat praktikum

Manfaat dari praktikum fekunditas dan diameter  telur  adalah kita dapat memahami metode – metode atau teknik – teknik penghitungan jumlah telur yang dihasilkan dan juga dapat menentukan produksi suatu jenis ikan dan potensi jenis ikan di suatu perairan.




I.       TINJAUAN PUSTAKA


Ikan tambakan (helostoma temmincki) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang memiliki cita rasa yang lezat dan kandungan protein yang tinggi sehingga banyak disukai oleh masyarakat indonesia. Selain itu, ikan ini juga dijadikan ikan hias karena bentuk dan gerakannya yang cukup menarik. Karena mempunyai nilai ekonomis sebagai ikan konsumsi dan ikan hias, sehingga diharapkan nantinya ikan ini bisa menjadi ikan yang menjanjikan keuntungan bagi pembudidayanya (Desrino, 2009).
Ikan tambakan adalah jenis ikan omnivora, makanan utama ikan ini adalah tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan kecil seperti plankton dan alga yang hidup menempel pada akar tumbuhan air dan substrat. Ikan tambakan juga menyukai jenis makanan seperti cacing tubifex dan cacing tanah yang berukuran kecil (Wiki, 2005).
Djuhanda (1991) dalam Murdani (2008) mengatakan bahwa ikan dari keluarga scombridae memiliki ciri-ciri seperti : sirip ekor bercagak dua dan lekuk dari cagak tersebut dimulai dekat pangkal ekor. Jari-jari lunak dari sirip ekor bercabang pada pangkalnya dibelakang sirip ekor dan sirip dubur terdapat sirip tambahan yang kecil.
Ikan dari genus osteichilus ukuran panjang tubuhnya lebih besar daripada tinggi tubuhnya, badannya ditutupi dengan sisik cicloid atau stenoid, sirip ekor bercagak dua dan bentuknya simetris, mulutnya terletak didepan kepala dan menyerupai gelembung rehang yang terbagi dalam dua bagian, bagian belakang lebih kecil daripada bagian depan. Dari bentuk tubuh dan sisiknya, ikan ini habitatnya adalah sungai, selain itu suka hidup dirawa-rawa dan danau, menyukai perairan yang berarus sedang dan diperairan yang lebar dengan air yang jernih dan banyak ditumbuhi tanaman. Diperairan umum, ikan ini memijah pada musim penghujan (Aimeri, 2007).
Menurut Nikolsky (1967) dalam Pulungan (2010), jumlah telur yang terdapat dalam ovarium ikan dinamakan fekunditas individu. Dalam hal ini ia memperhitungkan telur yang ukurannya berlain-lainan. Oleh karena itu dalam memperhitungkannya harus diikutsertakan semua ukuran telur dan masing-masing harus mendapatkan kesempatan yang sama. Bila ada telur yang jelas kelihatan ukurannya berlainan dalam daerah yang berlainan dengan perlakuan yang sama harus dihitung terpisah. Nikolsky selanjutnya menyatakan bahwa fekunditas individu adalah jumlah telur dari generasi tahun itu yang akan dikeluarkan tahun itu pula. Dalam ovari biasanya ada dua macam ukuran telur, yang besar dan yang kecil. Telur yang besar akan dikeluarkan pada tahun itu dan yang kecil akan dikeluarkan pada tahun berikutnya. Namun apabila kondisi baik, telur yang kecilpun akan dikeluarkan menyusul telur yang besar. Sehubungan dengan hal ini maka perlu menentukan fekunditas ikan apabila ovari ikan itu sedang dalam tahap kematangan yang ke-iv(menrut Nikolsky 1969) dan yang paling baik sesaat sebelum terjadi pemijahan. Fekunditas individu akan sukar diterapkan untuk ikan-ikan yang mengadakan pemijahan beberapa kali dalam satu tahun, karena mengandung telur dari berbagai tingkat dan akan lebih sulit lagi menentukan telur yang benar-benar akan dikeluarkan pada tahun yang akan datang. Jadi fekunditas individu ini baik diterapkan pada ikan-ikan yang mengadakan pemijahan tahunan atau satu tahun sekali.



II.       METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan tempat

Praktikum biologi perikanan tentang fekunditas dan diameter telur ini dilaksanakan pada hari selasa, 19 oktober 2010 pukul 10.00 – 12.00 wib. Bertempat  di Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.

3.2.Bahan dan alat

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah ikan tambakan (helostoma temminckii) sebanyak 20 ekor.
            Alat yang digunakan pada praktikum adalah pena, pensil, penghapus, penggaris , serbet, buku gambar, nampan, timbangan, pisau bedah, tabung ukur dan buku penuntun praktikum.

3.3.   Metode praktikum

Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode pengamatan langsung terhadap objek yang akan diamati.

3.4.   Prosedur praktikum

Prosedur praktikum yaitu letakan ikan dalam wadah nampan yang telah disediakan. Kemudian  ukur panjang totalnya, panjang baku, berat ikan dan kemudian gambar ikan tersebut di laporan sementara, buat klasifikasinya, setelah itu bedah bagian abdominal ikan, lihat gonadnya apakah jantan atau betina. Hitung jumlah telur yang dihasilkan dengan metode volumetrik dan metode van bayer.



III.  HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum fekunditas dan diameter telur ini dapat diketahui hasilnya adalah sebagai berikut:
Ikan tambakan (helostoma temmincki) diklasifikasikan kedalam ordo : labirinthici, family  : anabantidae, genus : helostoma, species : helostoma temmincki.




Gambar 1. Ikan tambakan (helostoma temmincki)

Tabel 1. Morphometrik ikan
No.
Tl (mm)
Sl (mm)
W (gram)
1
160
120
110
2
130
105
70
3
115
90
40
4
140
110
60
5
120
90
45
6
120
95
40
7
120
91
40
8
135
100
50
9
130
100
55
10
80
60
20
11
130
100
60
12
120
90
45
13
140
100
60
14
120
90
40
15
130
105
65
16
90
70
20
17
120
80
45
18
120
100
50
19
110
80
40
20
110
90
40







Penghitungan jumlah telur :
Metode volumetrik
X : x = v : v              

Dimana :
X = jumlah telur dalam ovari yang akan dihitung
X = jumlah rataan telur dari sub sampel ovari
V = volume ovari
V = volume sub sampel ovari
Data yang diperoleh :
Volume gonad = 10 ml
Volume sub sampel posterior = 1 ml
Volume sub sampel tengah = 2 ml
Volume sub sampel anterior = 1 ml
Maka, x (bagian posterior) =
X (bagian tengah) =
X (bagian anterior) =
Metode von bayer
Tabel 2. Ukuran diameter telur dari keenam bagian ovari ikan

Diameter
Frekuensi (butir)
Kiri
Kanan
Anterior
Tengah
Posterior
Anterior
Tengah
Posterior
0,6






0,7



0,8



0,9






1,0






1,1






1,2






1,3






1,4






Jumlah
14
14
14
12
14
12

4.2. Pembahasan

Ikan tambakan memiliki bentuk tubuh compressed, kepala tumpul bersisik, mulut terminal, tidak memiliki sungut, lubang hidung dirhinous, mata terdapat dikiri dan dikanan, terdapat tutup insang, squama menutupi seluruh bagian tubuh. Mulut proctractile (dapat disembulkan ke depan dan dapat ditarik kembali ke posisi semula).
 Ukuran mulut sempit, karena celah mulut tidak dapat dimasuki oleh jari kelingking tangan. Posisi sudut mulut dengan bola mata berada pada tegak lurus dengan sisi depan bola mata. Ukuran bibir tipis, kedua bibir berlipatan, bibir atas bersanbung dengan bibir bawah. Bentuk bibir atas tidak bergerigi. Moncong pendek, tumpul, ujung moncong tidak terdapat tonjolan duri.
Sirip punggung (pinnea dorsalis) : bentuk sirip sempurna, jumlah sirip punggung hanya satu, letak sirip punggung terletak di belakang kepala di bagian anterior badan, permulaan dasar sirip punggung di depan sirip perut, sirip punggung terpisah dengan sirip ekor. Sirip dada (pinnea pectoralis) : posisi sirip dada adalah oblique (miring 450 atau hamper horizontal), posisi sirip dada berada di bawah linea lateralis di belakang tutup insang. Sirip perut (pinnea ventralis) : sub abdominal (sirip perut terletak di belakang sirip dada). Sirip anus (pinnea analis) : terpisah dengan sirip ekor, sirip anus tidak ditutupi sisik. Sirip ekor (pinnea caudalis) : berpinggiran tegak. Dxv.1.15, p13, vii.3, axiv.16, c13.
Ikan tambakan menyukai keadaan yang sedikit agak hangat dan biasanya terdapat pada ketinggian 150-750 meter dari permukaan laut. Kisaran temperature 25-30derajat selsius dan ph netral (Susanto, 1984). Ikan tambakan (helostoma temmincki) mempunyai bentuk mulut protactile yaitu bentuk mulut yang dapat disembulkan, celah mulut horirzontal sangat kecil, rahang atas dan rahang bawah sama, bibir tebal dan mempunyai gigi yang ujungnya tajam(susanto, 1996).
Ikan ini hidup di lingkungan bentoplagis, potamodromus (Riedie, k., 2004), air tawar pada ph berkisar antara 6,0 – 8,0 dan dh antara 5 – 19, hidup kisaran kedalaman lebih dari 2m. Biasanya ditemui di danau dan sungai (Kottelat, m. dan Widjanarti, 2005).
Royce (1972) menyatakan bahwa fekunditas total ialah jumlah telur yang dihasilkan ikan selama hidupnya. Fekunditas relatif adalah jumlah telur per satuan berat atau panjang. Fekunditas inipun sebenarnya mewakili fekunditas individu kalau tidak diperhatikan berat atau panjang ikan. Penggunaan fekunditas relatif dengan satuan berat lebih mendekati kepada kondisi ikan itu sendiri dari pada dengan panjang. Bahkan menurut Nikolsky (1969) lebih mencerminkan status ikan betina dan kualitas dari telur kalau berat yang dipakai tanpa berat alat-alat pencernaan makanannya. Ikan-ikan yang tua dan besar ukurannya mempunyai fekunditas relatif lebih kecil. Umumnya fekunditas relatif lebih tinggi dibanding dengan fekunditas individu. Fekunditas relatif akan menjadi maksimum pada golongan ikan yang masih muda (Nikolsky, 1969).
Ikan-ikan yang tua dan besar ukurannya mempunyai fekunditas relative yang lebih kecil. Umumnya fekunditas relative lebih tinggi dibandingkan dengan fekunditas individu. Fekunditas relative akan menjadi maksimum pada golongan ikan yang masih muda. Fekunditas merupakan salah satu fase yang memegang peranan penting untuk melangsungkan populasi dengan dinamikanya. Dari fekunditas kita dapat menaksir jumlah anak ikan yang dihasilkan dan akan menentukan jumlah ikan dalam kelas umur yang bersangkutan. Fekunditas adalah semua telur – telur yang akan dikeluarkan pada waktu pemijahan.
Di alam, pemijahan (spawing) dipengaruhi oleh kondisi lingkungan (eksternal) misalnya : hujan, habitat, oksigen terlarut, daya hantar listrik, cahaya, suhu, kimia, fisika air, waktu (malam hari) dan lain – lain. Kondisi lingkungan ini akan mempengaruhi kontrol endokrin untuk menghasilkan hormon – hormon yang mendukung proses perkembangan gonad dan pemijahan (Fujaya, 2004). Faktor – faktor tersebut berpengaruh terhadap jumlah telur yang akan dihasilkan.
Didalam pemijahan ikan tambakan akan ditandai dengan bau amis pada permukaan air kolam. Telur akan  terlihat bergaris tengah (diameter) 1- 2,5 mm, terapung karena adanya lapisan globul lemak (Susanto, 2004).



IV. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan

         Pada praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa ukuran diameter telur pada ikan tambakan ( helostoma temmincki ) tiap bagian berbeda, begitu juga dengan jumlah telur yang dihasilkan pada tiap bagian seperti anterior, tengah, posterior. Hal ini disebabkan tingkat kematangan gonad pada ikan setiap bagian tidak sama, semakin matang gonad ikan maka diameter telurnya semakin besar karna adanya pembentukan kuning telur begitu juga sebaliknya semakin rendah tingkat kematangan gonad ikan maka diameter telur semakin kecil.

5.2. Saran

Didalam melakukan praktikum fekunditas dan diameter telur penulis menyarankan agar untuk praktikum kedepannya semua praktikan dapat melakukan praktikum dengan mengunakan semua metoda perhitungan telur dan juga diharapkan kelengkapan alat terutama mikroskop dapat disediakan untuk satu kelompok satu mikroskop.



DAFTAR PUSTAKA

Fujaya, Yusinta. 2004. Fisiologi ikan dasar pengembangan teknologi perikanan. Pt rineka cipta, jakarta. 179 hal.
Kottelat, M. dan E. Widjanarti. 2005. The fishes of danau sentarum national park and the kapuaslakes area, kalimantan barat, indonesia, raffles bull. Zool. Supplement (13) : 139 – 173.
Pulungan, C. P. 2010. Penuntun praktikum biologi perikanan. Pusat universitas riau. Pekanbaru 75 hal. (tidak diterbitkan).
Riedie, K. 2004. Global register of migratory species-from  global to regional scale. Final report of the r&d-projekt 808 05 081. Federal agency for nature conservation, bonn, germany. 329 p.
Susanto, Heru. 1996. Membuat kolam ikan. Penebar swadaya. Jakarta. 73 hal.
Susanto, Heru. 2004. Budidaya ikan di perkarangan. Penebar swadaya, jakarta. 150 hal.
http://dianpamela.blogspot.com/2010/03/literatur-ikan-tambakan.html
http://fishbase.org



















Lampiran 1. Alat – alat yang digunakan




      Nampan                                         serbet  




Pena                                                    pensil


Penghapus                                           penggaris






1 comment: