Laporan Praktikum Mikrola
DETEKSI BAKTERI Vibrio PADA PERAIRAN LAUT
Oleh
TEGUH HERIYANTO
0904121598
Kelompok 5
Hari Jum’at
ILMU KELAUTAN
LABORATURIUM TERPADU MIKROBIOLOGI LAUT
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2011
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Mikrobiologi Laut dimana
laporan ini merupakan salah satu syarat masuk praktikum Mikrobiologi Laut berikutnya.
Serta Shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW yang telah megajarkan kita agar
selalu menuntut ilmu sampai akhir hayat nanti. Ucapan terima kasih penulis
sampaikan kepada asisten yang telah banyak membantu, terutama dalam melakukan
praktikum.
Sebagai manusia penyandang relativitas
kebenaran, penulis sangat menyadari adanya kekurangan didalam pembuatan laporan
ini. Atas segala kekurangan tersebut penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca.
Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih
kepada asisten yang telah memberikan bimbingan didalam praktikum dan pembuatan
laporan ini. Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Pekanbaru, 21 Desember 2011
Teguh
Heriyanto
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................... iii
DAFTAR TABEL.................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... v
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................ 1
1.2. Tujuan dan Manfaat.................................................................... 1
II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 3
III. BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat..................................................................... 5
3.2. Bahan dan Alat........................................................................... 5
3.3. Metodologi................................................................................. 5
3.4. Prosedur Praktikum.................................................................... 6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil…........................................................................................ 9
4.2. Pembahasan................................................................................ 10
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan................................................................................. 13
5.2. Saran........................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Koloni sampel bakteri
vibrio.................................................................
9
2. Koloni Preparat bakteri setelah uji
pewarnaan Gram...........................
10
3. Preparat bakteri setelah uji Katalase...................................................... 10
4.
Preparat bakteri setelah uji Motilitas.....................................................
10
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Koloni
bakteri pada pengenceran 10-3 (individu)................................... 11
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Alat dan bahan yang digunakan........................................................... 16
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mikroorganisme atau mikroba
adalah organisme
yang berukuran sangat kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat
bantuan. Mikroorganisme disebut juga organisme mikroskopik. Mikroorganisme
seringkali bersel tunggal (uniseluler) maupun bersel banyak (multiseluler).
Namun, beberapa protista
bersel tunggal masih terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies
multisel tidak terlihat mata
telanjang. Virus
juga termasuk ke dalam mikroorganisme meskipun tidak bersifat seluler.
Bakteri Vibrio merupakan genus yang dominan
pada lingkungan air payau dan estuaria. Umumnya bakteri Vibrio menyebabkan
penyakit pada hewan perairan laut dan payau (Irianto, 2003). Oleh sebab itu,
merupakan hal yang sangat penting untuk menganalisis apakah di suatu oerairan
tersebut terdapat bakteri Vibrio atau tidak karena jika organisme laut
yang sering kita konsumsi mengandung Vibrio maka dampak buruknya juga
akan dirasakan oleh manusia.
1.2.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan praktikum mikrobiologi kali ini
adalah untuk mengetahui cara mendeteksi bakteri vibrio pada perairan laut dan
untuk mengetahui perairan seperti apa yang terdapat vibrio.
Adapun manfaat dari praktikum ini
yaitu untuk mengetehui perairan laut seperti apa yang terdapat bakteri vibrio
dengan melihat faktor suhu, tingkat salinitas, kualitas perairan serta daerah
penyebaran bakteri vibrio.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Mikroorganisme laut pada dasarnya sangat beragam,
sebagaimana halnya dengan kerabat Mikroorganisme yang ada di darat. Organisme
yang dapat dikelompokkan sebagai mikrobia laut antara lain adalah protista,
sianobakteri (cyanobacteria), bakteri, jamur, dan virus. Mikroorganisme
tersebut berperan penting dalam proses-proses yang berlangsung dalam
kolom-kolom air laut (Feliatra, 2010).
Bakteri laut ada
yang berasal dari daratan yang masuk melalui aliran sungai dan ada yang dari lautan itu sendiri. Di
perairan laut penyebaran bakteri sangat luas dari permukaan sampai ke dasar
laut dalam (Ruyitno, 1991). Sedangkan menurut Fardiaz (1992) bakteri yang
terdapat didalam air berasal dari berbagai sumber seperti udara, tanah, lumpur,
sampah, tanaman hidup atau mati, hewan hidup atau mati (bangkai), kotoran manusia
atau hewan, bahan organik lainnya dan sebagainya.
Menurut Sabdono (2001), Bakteri adalah organisme prokariotik yang
tidak memiliki inti sel yang hanya terdiri dari sel
tunggal, meskipun sering berkembang dalam kelompok bakteri yang melekat satu sama
lain. Kelompok bakteri ini disebut koloni. Genom bakteri terdiri dari DNA
untaian ganda yang berbentuk lingkaran, terdapat dalm sitoplasma sel. Molekul
DNA yang besar merupakan gen bakteri. Sedangkan yang berbentuk kecil disebut
dengan plasmid.
Vibrio
adalah salah satu jenis bakteri yang tergolong dalam kelompok marine bacteria.
Bakteri ini umumnya memiliki habitat alami di laut. Secara umum, bakteri vibrio bersifat aerob, tetapi ada pula
yang bersifat anaerob fakultatif.
Beberapa jenis spesies vibrio yang ditemukan pada lingkungan perairan yaitu Vibrio
alginolyticus, V. damsela, V. charchariae, V.anguilarum,
V. ordalli, V. cholerae, V. salmonicida, V. vulnificus,
V. parahaemolyticus, V. pelagia, V. splendida, V.
fischeri dan V. harveyi (Feliatra, 1990). Selain itu, menurut Elmanama (2007) vibrio juga bersifat motil karena pergerakannya dikendalikan
oleh flagela
polar, tergolong bakteri gram negatif dan berbentuk batang yang melengkung (seperti
tanda koma).
Sterilisasi adalah tindakan untuk membebaskan alat
atau media dari mikroorganisme. Sterilisasi dapat dilakukan dengan pemanasan,
filtrasi, kimia (chemis) dan penyinaran dengan sinar gelombang pendek
(radiasi). Tujuan dilakukan sterilisasi adalah agar mengurangi atau memusnahkan
mikroorganisme kontaminan pada alat atau media yang digunakan (Feliatra, 2010).
Media pertumbuhan
mikroorganisme merupakan suatu bahan yang berisi nutrient (zat makanan) yang
dibutuhkan bagi mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme
memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk
menyusun komponen sel.
III. BAHAN DAN METODE
3. 1. Waktu dan Tempat.
Praktikum Mikrobiologi Laut ini
dilaksanakan pada tanggal 16
– 19 Desember 2011 pada pukul 14.00 WIB sampai dengan selesai di Laboratorium Mikrobiologi Pangan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan
Universitas Riau Pekanbaru.
3.2. Bahan dan
Alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum
ini adalah air laut di
Bengkalis, TCBS (Thyosulphat Citrat Bille Salt Sucrouse), TSA (Trypthone Soya Agar), NaCl 1,25 gram, KCl, MgSO4, ethil-alkohol,
larutan crystal violet, safranin, iodin,
H2O2, spritus, kertas label, aluminium foil, aquades. Sedangkan alat yang digunakan dalam pratikum ini adalah tabung reaksi, cawan petridish, inkubator, autoklaf, transfer pette, pipet tetes, kompor listrik, lampu bunsen, erlenmeyer, gelas ukur, jarum ose, mikro pipet, hand
refractometer, timbangan digital, alat-alat tulis dan buku
penuntun praktikum.
3.3. Metode
Praktikum
Metode
yang digunakan dalam praktikum ini adalah pengamatan secara langsung, diteruskan dengan penghitungan jumlah koloni bakteri dan kemudian diidentifikasi dengan uji pewarnaan
gram, uji katalase dan uji motilitas.
3.4. Prosedur Praktikum
Sterilisasi Alat :
Petri Disk 3 buah dan tabung reaksi 5 buah dibungkus dengan
kertas guna menghindari adanya interaksi organisme dari lingkungan. Wadah yang
telah dibungkus dimasukkan ke dalam autoklaf yang telah diberi
air (5 L) pada bagian dasarnya. Autoklaf
yang telah berisi dipanaskan dengan suhu 121 C (250 F) selama
10 menit. Setelah 10 menit, autoklaf dibiarkan dan dikeluarkan uapnya lalu setelah uapnya keluar semua, wadah dikeluarkan dari autoklaf dan dibiarkan
agak dingin.
Pembuatan Larutan Psyologis :
1000 ml aquades + 0,9 % NaCl,
dicampurkan dalam erlenmeyer lalu dipanaskan sampai mendidih.
Pembuatan Media Kultur Agar :
28 gr TCBS + 1000 ml aquades,
dicampur dalam erlenmeyer lalu dipanaskan sampai mendidih, sambil terus diaduk
dan jangan sampai meluap. Lalu masing – masing di bagi 50 ml untuk setiap
kelompok, campurkan 1,25 gram NaCl ke dalam media TCBS lalu diaduk agar NaCl
tidak menggumpal. Media lainnya adalah media NA, 28 gr NA + 1000 ml aquades,
dicampur dalam erlenmeyer lalu dipanaskan sampai mendidih, sambil terus diaduk
dan jangan sampai meluap. Masukkan
larutan dalam petridisk kemudian dinginkan sampai
beku.
Pengenceran :
Masing-masing tabung reaksi diberi label dengan label 10 yang berisi 10 ml aquades dan 10-1,
10-2, 10-3, 10-4 yang berisi 9 ml larutan
Psyologis. Kemudian untuk
tabung label 10 masukkan 1o ml
sampel air laut kemudian kocok angka
delapan. Setelah itu ambil 1 ml
larutan dari tabung 10 kemudian
masukkan ke tabung 10-1 kocok angka delapan. Lakukan perlakuan yang sama pada
tabung-tabung selanjutnya sampai tabung 10-4.
Penanaman Bakteri :
Siapkan 3 buah
cawan petri yang sebelumnya masing – masing telah diberi label pengenceran 10-2,
10-3 dan 10-4, kemudian sampel pada pengenceran 10-2,
10-3, 10-4 dimasukkan ke masing – masing
cawan petri setelah itu media TCBS dimasukkan lalu digoyang – goyangkan seperti
angka delapan.
Pada
saat memindahkan/memasukkan sampel haruslah didekat lampu bunsen untuk
mengurangi kontaminan dan segera menutup alat (tabung reaksi dengan kapas,
petridish dengan tutupnya). Lalu diletakkan dalam oven dan dibiarkan selama 24
jam.
Menghitung Jumlah Koloni, Melihat Bentuk dan Warna Koloni :
Hitung
jumlah, amati bentuk dan warna
koloni yang sudah tumbuh secara manual dengan cara lihat dan sesuaikan dengan kertas petunjuk yang
diberikan. Catat hasil yang didapat kemudian ambil sampel koloni
yang akan dijadikan sampel bakteri individu.
Pembuatan Bakteri Individu :
Siapkan media NA pada
petridisk yang sudah disterilisasi tanpa kadar salinitas. Panaskan jarum Ose dengan lampu bunsen sampai jarum bewarna merah dan kemudian letakkan di pinggir media yang tidak ada
koloni sebelum mengambil bakteri. Setelah
itu gores koloni bakteri yang akan ditanam dengan menggunakan ujung jarum Ose. Bakteri yang di
dapat di jarum Ose, kemudian pada media baru (NA tanpa salinitas) digoreskan secara zik-zak. Biarkan selama 24 jam agar
bakteri dapat tumbuh. Setalah tumbuh,
hitung bakteri yang tumbuh, lihat
bentuk dan warna sesuai dengan kertas petunjuk yang diberikan.
Identifikasi Bakteri
Pewarnaan Gram :
Objek glass yang telah
dioleskan sampel diberi setetes larutan crystal violet, diamkan selama 1 menit
lalu cuci atau siram dengan air. Setelah itu tetesi larutan iodine dan
perlakuan yang sama seperti sebelumnya. Kemudian tetesi larutan alcohol, beri
perlakuan yang sama seperti sebelumnya. Dan tetesi lagi larutan sapranin,
diamkan selama 15 detik dan cuci dengan air. Amati di bawah mikroskop
perbesaran 10 x 100 atau di bawah cahaya terang, guna mendapati warna pada
sampel tersebut. Jika berwarna ungu maka sampel tersebut positif, apabila
berwarna merah jambu maka sampel negatif.
Uji Katalase
Preparat
ke 2 ditetesi larutan H2O2 3% diamkan untuk beberapa
waktu. Apabila muncul gelembung maka uji katalase sampel tersebut positif, tapi
apabila tidak muncul gelembung maka uji katalase sampel tersebut negatif.
Uji Motilitas
Objek gelas dikeringkan dan
ambil bakteri denagn menggunakan jarum ose. Setelah itu teteskan aquades dan
lihat pergerakan bakteri di bawah mikriskop. Jika bekteri bergerak maka bakteri
bersifat motil dan juka bakteri tidak bergerak maka bakteri bersifat tidak
motil.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Hasil laporan
praktikum ini dibagi menjadi dua
yakni kelompok dan individu. Kelompok 5 deteksi bakteri vibrio pada perairan
laut.
Pada
penanaman dengan media TCBS yang telah diinkubasi selama 24 jam, tidak ditemui
1 koloni bakteri pun yang tumbuh pada tiap cawan petri yang ada. Selanjutnya
untuk praktikum individu menggunakan sampel bakteri kelompok 3 dengan
pengenceran 10-3, kemudian
ditanam pada bakteri NA dengan inkubasi 24 jam.
Tabel 1. Koloni bakteri pada pengenceran 10-3 (individu)
Salinitas
|
Pengenceran
|
Warna
|
Bentuk
|
Jumlah
Koloni
|
Jumlah Sel
|
0 %0
|
10-3
|
Putih Cream
|
Bundar, bertepian licin dan
elevasi timbul
|
60
|
60 : 10-3 = 60.000
|
Gambar 1.
Koloni sampel bakteri vibrio
Gambar 2.
Preparat bakteri setelah uji
pewarnaan Gram
Gambar 3. Preparat bakteri setelah uji Katalase
Gambar 4. Preparat bakteri setelah uji Motilitas
4.2 Pembahasan
Sampel air laut yang
diambil dari lapangan berjarak 2 -3 hari pada saat dijadikan sampel praktikum
deteksi bakteri vibrio namun dalam pendeteksian bakteri vibrio dengan media
TCBS, tidak ditemukan 1 koloni bakteri vibrio pun yang tumbuh pada setiap cawan
petri. Ketika dianalisis lebih lanjut terhadap prosedur di laboratorium seperti
strerilisasi, pembuatan media yang telah disesuaikan dengan salinitas air
sampel yakni 25 ppt, pegenceran, penanaman bakteri dan inkubasi, semuanya telah
dilakuakn dengan prosedur yang tepat.
Dugaan sementara terhadap
permasalahan tersebut adalah penentuan titik pengambilan sampel yang kurang
tepat atau penanganan sampel yang kurang baik pada saat pengambilan sampel di
lokasi hingga dibawa ke laboratorium atau memang pada sampel air tersebut tidak
terdapat bakteri vibrio. Oleh sebab itu dibutuhkan pengamatan lebih lanjut
kepada praktikan selanjutnya.
Pada sampel bakteri
individu setelah melakukan pengujian pewarnaan gram terlihat bahwa bakteri
vibrio tersebut merupakan bakteri gram negatif. Hal ini dapat dilihat dari
pengamatan di bawah mikroskop, koloni bakteri tersebut berwarna merah muda. Gram-negatif
adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna
kristal violet sewaktu
proses pewarnaan Gram sehingga akan berwarna merah
bila diamati dengan mikroskop (Madigan et al, 2006). Adapun karakteristik bakteri
gram negatif (Prescott et al, 2002) adalah sebagai berikut
Karakteristik
|
Gram negatif
|
Dinding sel
|
Peptidoglikan
(2-7 nm) di antara membran dam dan luar, serta adanya membran luar (7-8 nm
tebalnya) yang terdii dari lipid, protein, dan lipopolisakarida
|
Bentuk sel
|
Bulat, oval,
batang lurus atau melingkar seprti tand koma, heliks atau filamen; beberapa
mempunyai selubung atau kapsul
|
Reproduksi
|
Pembelahan
biner, kadang-kadang pertunasan
|
Metabolisme
|
Fototrof,
kemolitoautotrof, atau kemoorganoheterotrof
|
Motilitas
|
Motil atau
nonmotil. Bentuk flagela dapat bervariasi-polar,lopotrikus (lophtrichous),
petritrikus (petritrichous).
|
Anggota tubuh (apendase)
|
Dapat memiliki
pili, fimbriae, tangkai
|
Endospora
|
Tidak dapat
membentuk endospora
|
Sedangkan hasil dari Uji Katalase adalah gram
negatif. Hal ini dapat dilihat dari reaksi yang dihasilkan ketika sampel
bakteri diberikan larutan Hydrogen peroxide 30% tidak mengeluarkan gelembung –
gelembung gas.
Dari uji motilitas (daya gerak bakteri) yang
diamati di bawah mikroskop terlihat bahwa bakteri tersebut bersifat tidak motil
atau tidak ada pergerakan. Padahal seyogiyanya bakteri vibrio bersifat motil.
Dugaan sementara pada permasalahan tersebut adalah dikarenakan resolusi
mikroskop kurang baik dan begitu juga keadaan mikroskop kurang baik sehingga
sulit untuk melihat aktivitas pergerakan bakteri yang ukurannya sangat kecil. Menurut
Hastuti (2002) kebanyakan sel bakteri dapat bergerak dengan menggunakan flagel,
akan tetapi ada bakteri yang tidak dapat bergerak karena tidak memiliki
falagel. Hal ini senada dengan pernyataan Taringan (1988) yang
menyatakan bahwa gerak bakteri terjadi pada bakteri yang mempunyai
flagel, karena flagel ini merupakan alat gerak bagi sel bakteri.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Dari hasil praktikum didapatkan kesimpulan bahwa setiap melakukan praktikum sebaiknya
dilakukan sterilisasi terhadap alat atau media agar mengurangi mikroorganisme
kontaminan.
Pengujian
pewarnaan Gram dan Katalase membuktikan bahwa bakteri vibrio merupakan bakteri
Gram negatif karna diperoleh warna merah muda dan adanya gelembung gas. Paada
pengujian motilitas diketahui bahwa bakteri termasuk tidak motil, namun
seyogianya bakteri vibrio bersifast motil. Pengamatan tersebut kurang jeli
dikarenakan keterbatasan kapasitas alat.
5.2.
Saran
Agar pratikum ini dapat berjalan dengan lancar dan baik
maka diharapkan adanya
kerjasama yang baik antara praktikan dan asisten. Kelengkapan alat dan media
juga sangat perlu diperhatikan agar praktikum dapat berjalan lancar dan tepat
waktu.
DAFTAR PUSATAKA
Elmanama AA. 2007. Diagnostic Medical
Microbiology [terhubung berkala]. http://www.iugaza.edu.ps/emp/emp_folders/615/DiagnosticMicrobiologyHand_out.pdf
[17 Apr 2009].
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan
Jilid I. PT. Gramedia. Jakarta. 320 hal
Feliatra 1999. Identifikasi bakteri
patogen (Vibrio sp) di perairan Nongsa Batam propinsi Riau. J Natur Indones
1I(1):28-33.
Feliatra. 2010. Buku
Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Laut. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Riau. Pekanbaru
Hastuti, Sri Utami. 2002. Petunjuk
Praktikum Mikrobiologi. Malang: UM Press.
Irianto, Agus. 2003. Probiotik akuakultur. Gadjah Mada University
Press. Purwokerto.
Madigan MT, Martinko JM, Brock TD. 2006.
Brock Biology of Microorgnisms. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Prescott LM, Harley JP, Klein DA. 2002.
Microbiology. 5th Ed. Boston: McGraw-Hill.
Ruyitno. 1991. Marine
Microbiology. Canbridge University press
Sabdono, A .2001. Identifikasi dan Analisis bakteri Karang di laut Jawa. UGM.
Yogyakarta
Taringan, Jeneng. 1988. Pengantar
Mikrobiologi. Jakarta: Depdikbud.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Alat dan Bahan
Lampiran 1. Alat dan Bahan
Transfer
ped Cawan petridish
Gelas Ukur Mikroskop Timbangan
Lampu bunsen Larutan yang digunakan
Erlenmeyer Obyek
glass Tabung
reaksi
No comments:
Post a Comment