Thursday, November 8, 2012

PENCEMARAN LAUT AKIBAT AKTIVITAS PERTAMBANGAN

 PERHATIAN : diperbolehkan untuk meng-copy materi ini dengan syarat hanya untuk akademis dan mencantumkan Nama Penulis dan alamat web halaman ini pada Daftar Pustaka Anda

TUGAS INDIVIDU PENCEMARAN LAUT
PENCEMARAN LAUT AKIBAT AKTIVITAS PERTAMBANGAN



Oleh

Teguh Heriyanto
0904121598
Ilmu Kelautan











FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2011








Dengan begitu pesatnya kemajuan industri dan meningkatnya kebutuhan manusia dalam memenuhi kehidupan sehari – hari, menyebabkan manusia melakukan kegiatan eksplorasi terhadap sumber daya alam di muka bumi. Dengam ditemukannya daerah – daerah potensial yang mampu men-suplay kebutuhan – kebutuhan manusia tersebut maka berkembanglah keguatan pertambangan.
Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang (UU no. 4 th 2009 dan PP no. 22 th 2010). Secara langsung dan tidak langsung, kegiatan pertambangan memberikan dampak yang nyata terhadap perubahan – perubahan lingkungan sehingga membuat lingkungan terkontaminasi dan tercemar sebagai akibat dari aktifitas pertambangan tersebut yang berhubungan langsung dengan kehidupan manusia.
Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan/ atau komponen lain ke dalam air atau udara. Pencemaran juga bisa berarti berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/ udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya (SK Menteri Kependudukan Lingkungan Hidup No 02/MENKLH/1988).


Beberapa macam pertambangan yang menyebabkan tercemarnya lingkungan khususnya perairan, yaitu :
1.      Pertambangan Batu Bara
Batubara adalah material alam yang merupakan sumber energi yang dapat dipelajari sifat pembakaran dan perubahan komposisinya (Nukman, 2008). Provinsi Kalimantan Selatan merupakan salah satu wilayah Indonesia yang memberikan kontribusi besar dalam menghasilkan batubara. Banyak perusahan – perusahaaan pertambangan batubara yang berdiri di sana dikarenakan wilayah tersebutmemiliki stock batubara yang sangat melimpah yakni sekitar milyarton batubara. Dengan maraknya pertambangn batubara yang terjadi di Kalimantan memberikan kontribusi yang besar pula terhadap pencemaran.
 Sekarang ini sungai martapura yang berhulu di pegunungan Meratus telah berubah warna dan tingkat kekeruhannya akhibat partikel kaolin, lumpur dan material lainnya. tambang batubara juga telah mengubah tingkat polusi udara dan debu diberbagai wilayah Kalimantan Selatan. selain itu tambang telah melahirkan gas metana yang berakibat meningkatkan tingkat keasaman tanah di sekitar tambang sehingga kawasan tambang tidak subur dan cenderung gersang. keluhan lain yang merisaukan akibat kegiatan tambang yaitu terjadinya pendangkalan sungai, pencemaran air limbah dll.
Berikut beberapa dampak dari pertambangan batubara:
1. lubang tambang: dapat menampung air ketika hujan yang kemudian air tersebut bereaksi dengan unsur – unsur yang terdapat pada lubang sisa – sisa pertambangan tersebut yang menghasilkan air dengan kadar pH sangan asam yakni ≤ 2.
2. Air Asam tambang: mengandung logam berat yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan jangka panjang. Air yang mengandung pH sangat asam ini kemudian masuk ke saluran pembuangan yang menuju sungai dan berakhir ke laut. Air yang mengandung pH asam ini dapat merubah pH perairan secara drastis dan akhirnya dapat menyerang organisme perairan tersebut yang berakhir pada kematian organisme yang hidup di perairan.
3. Tailing: tailing mengandung logam-logam berat dalam kadar yang mengkhawatirkan seperti tembaga, timbal, merkuri, seng, arsen yang berbahaya bagi makhluk hidup dan khususnya bagi makhluk hidup yang menjadi sumber makanan namun dapat mengakumulasi zat – zat tersebut dapat mengganggu kesehatan manusia.
4. Sludge: limbah cucian batubara yang ditampung dalam bak penampung yang juga mengandung logam berbahaya seperti boron, selenium dan nikel dll.
5. polusi udara: akibat dari flying ahses yang berbahaya bagi kesehatan penduduk dan menyebabkan infeksi saluran pernapasan. Selain itu, polusi udara yang sampai ke atmosfer akan turun kembali yang dibawa oleh air hujan dan masuk ke parairan juga menambah polusi perairan tersebut.
2.      Pertambangan Emas
Emas adalah logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya berkisar antara 2,5 – 3 (skala Mohs), serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang berpadu dengannya. Emas merupakan logam mulia yang memiliki nilai dan harga yang tinggi, dijadikan standar keuangan dan juga perhiasan. Hal tersebut menjadi alasan – alasan maraknya kegiatan pertambangan emas baik secara legal maupun illegal yang tidak memperhitungkan dampak buruk terhadap lingkungan khususnya perairan.
            Penambangan emas dengan proses amalgamasi menggunakan merkuri merupakan salah satu cara penambangan yang sangat murah dan mudah. Merkuri merupakan unsur kimia pada tabel periodik dengan simbol Hg dan nomor atom 80. Unsur golongan logam transisi ini berwarna keperakan dan merupakan satu dari lima unsur (bersama cesium, fransium, galium, dan brom) yang berbentuk cair dalam suhu kamar, serta mudah menguap.
Amalgamasi adalah proses penyelaputan partikel emas oleh air raksa dan membentuk amalgam (Au – Hg). Amalgam masih merupakan proses ekstraksi emas yang paling sederhana dan murah, akan tetapi proses efektif untuk bijih emas yang berkadar tinggi dan mempunyai ukuran butir kasar (> 74 mikron) dan dalam membentuk emas murni yang bebas (free native gold).
Proses amalgamasi merupakan proses kimia fisika, apabila amalgamnya dipanaskan, maka akan terurai menjadi elemen-elemen yaitu air raksa dan bullion emas. Amalgam dapat terurai dengan pemanasan di dalam sebuah retort, air raksanya akan menguap dan dapat diperoleh kembali dari kondensasi uap air raksa tersebut. Sementara Au-Ag tetap tertinggal di dalam retort sebagai logam.
Adapun pencemaran yang diakibatkan dari proses amalgamasi adalah
·      Pencemaran udara
Emas dan merkuri yang berikatan akan membentuk senyawa yang bernama amalgama. Untuk mendapatkan  emas murni maka senyawa amalgama harus dipanaskan agar mercuri menguap. Merkuri yang menguap tersebut akan menuju atmosfir dan akan masuk pula ke prairan dengan dibawa oleh air hujan.
·      Pencemaran peraian :
Dalam mengulang emas menggunakan merkuri dan jika terdapat emas maka akan membentuk senyawa amalgam akan tetapi lain  halnya jika tidak terdapat emas karena tidak setiap kegiatan pendulangan atau penambangan emas di suatu arel akan selalu menemukan emas. Merkuri yang terbawa ke perairan akan masuk kedalam tubuh organisme akumulator dan juga masuk ke tubuh organisme lain dalam tingkatan trofik (biomagnefikasi).
Selain itu, air yang mengandung merkuri tadi apabila masuk ke dalam saluran irigasi atau pengairan persawahan akan menjadi sangat berbahaya dikarenakan tanaman padi yang menyerap air yang mengandung merkuri tadi akan terakumulasi pada tanaman itu sendiri dan juga akan terakumulasi di dalam padi yang menjadi sumber makanan bagi manusia.
Bagi masyarakat perdesaan yang tidak mengerti maslaah kesehetan memungkinkan masih mengunakan air yang mengandung merkuri untuk kegiatan MCK (Mandi, Cuci, Kakus) bahkan menggunakannya sebagai sumber air minum.
3.      Pertambangan Pasir
Pasir merupakan komponen penting dalam pembuatan bangunan. Salah satu bentuk pertambangan pasir yakni dengan cara menyedot atau mengeruk pasir di sungai maupun di laut. Hal tersebut menyebabkan tingginya tingkat kekeruhan di perarairan yang mengakibatkan rendahnya kadar oksigen terlarut karena terhalangnya sinar matahari dan mengurangi penetrasi cahaya matahari sehingga fitoplankton dan tumbuhan air lainnya sulit untuk melakukan proses fotosintesis.
 Pengerukan pasir di perairan dapat mengganggu dan menyebabkan hilangnya habitat organisme benthos sehingga mengakibatkan kematian bagi organisme benthos dan mengakibatkan turunnya jumlah individu dari populasi beberapa organisme yang memanfaatkan organisme benthos sebagai sumber makanannya. Pengerukan pasir menyebabkan partikel – partikel yang sangat halus ikut juga mengapung di perarian dan terkadang menempel di membran insang  atau alat pernapasan sehingga mengganggu sistem pernapasan pada organisme akuatik.










DAFTAR PUSTAKA
Nukman. 2008. Dekomposisi Volatile Matter Dari Batubara Tanjung Enim Dengan Menggunakan Alat Thermogravimetry Analyzer (Tga). Universitas Sriwijaya, Palembang. p. 65 – 69.
Pencemaran menurut SK Menteri Kependudukan Lingkungan Hidup No 02/MENKLH/1988.
Pertambangan menurut UU no. 4 th 2009 dan PP no. 22 th 2010
http://www.tekmira.esdm.go.id/data/Emas/Ulasan.asp?xdir=Emas&commId=11&comm=Emas. (diakses pada tanggal 6 Desember 2011, pukul 09.04 wib)

No comments:

Post a Comment