PERHATIAN : diperbolehkan untuk meng-copy materi ini dengan syarat hanya untuk akademis dan mencantumkan Nama Penulis dan alamat web halaman ini pada Daftar Pustaka Anda
LAPORAN PRAKTIKUM LIMNOLOGI
PARAMETER KIMIA
Oleh
Teguh Heriyanto
0904121598
Ilmu Kelautan
LABORATORIUM
LIMNOLOGI
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2010
KATA PENGANTAR
Puji
syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan gabungan praktikum Limnologi yang
berjudul “Parameter Kimia”. Semoga laporan ini dapat menambah kasanah dan wawasan
ilmu bagi para pembaca sekalian. Dalam kesempatan kali ini penulis sadar
sebagai manusia yang menyandang relativitas dalam kebenaran oleh sebab itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun.
Tak
lupa pula penulis mengucapkan terimakasih kepada asisten yang telah membimbing
penulis dalam menjalani praktikum ini baik di lapangan maupun di dalam
laboratorium. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih atas perhatian dari
segala pihak.
Pekanbaru, 26 November 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................
ii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... iv
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang....................................................................... 1
1.2
Tujuan
Praktikum .................................................................. 2
1.3
Manfaat
Praktikum ............................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
III. METODE PRAKTIKUM
3.1
Waktu dan Tempat................................................................ 5
3.2
Bahan dan Alat...................................................................... 5
3.3
Metode Praktikum ................................................................. 5
3.4
Prosedur Praktikum............................................................... 5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil....................................................................................... 7
4.2
Pembahasan........................................................................... 8
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan............................................................................... 9
5.2
Saran......................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Alat…………………………………………………………………. 12
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Limnologi merupakan sintesis yang
menggambarkan banyak disiplin ilmu yang memberikan sumbangan bagi peneliti.
Sehubungan dengan ini Limnologi mirip dengan Oseanografi bukan Biologi dan
Informasinya dapat ditentukan beberapa rujukan yang bernilai dikatalogkan pada
perpustakaan (Sihotang, 2010).
Untuk menentukan kondisi suatu
perairan dapat ditentukan dengan parameter iologi yakni salah satu menjadi
parameternya adalah plankton. Istilah plankton pertama kali digunakan oleh
Hensen dalam Odum (1971), berasal dari bahasa Yunani yaitu Planktos yang
artinya mengembara atau berkeliaran. Menurut Boney dalam Krebs (1985), plankton
tersusun atas jasad – jasad tumbuhan mikroskopis (phytoplankton) dan jasad –
jasad hewani (zooplankton) yang terdapat di laut maupun air tawar, hidup bebes
terapung dan pergerakannya bersifat pasif tergantung adanya arus dan angin.
Menurut Barus (2004) bahwa fitoplankton
merupakan kelompok yang memegang peranan sangat penting dalam ekosistem air,
karena kelompok ini dengan adanya kandungan klorofil mampu melakukan
fotosintesis. Proses fotosintesis pada ekosistem air yang dilakukan oleh
fitoplankton (produsen), merupakan sumber nutrisi utama bagi kelompok organisma
air lainnya yang membentuk rantai makanan.
1.2.Tujuan praktikum
Tujuan
dari praktikum parameter kimia adalah mahasiswa mampu menghitung besar nilai
dari oksigen terlarut, karbondioksiada yang terlarut dan BOD5 yang ada pada
suatu perairan.
1.3. Manfaat praktikum
Adapun
manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat memahami metode – metode yang
digunakan dan dapat mengetahui baik buruknya kondisi suatu perairan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Lingkungan air tawar terdiri dari 2
kategori yaitu habitat lentik (lentic) yaitu badan air yang “diam” seperti
danau dan kolam, serta habitat lotik (lotic) yaitu badan air yang bergerak
seperti mata air dan sungai. Lingkungan perairan tawar umumnya lebih kaya
nutrien dibandingkan prairan laut. Nutrien ini berasal dari aliran air
permukaan maupun oleh masukan dari aktivitas manusia (Irianto, 2005).
Pada
dasarnya studi mengenai ekosistem perairan merupakan kajian tentang struktur
dan fungsi biota dalam ekosistem perairan bersangkutan. Hal ini berarti
keberadaan plankton tidak bisa dipisahkan dengan masalah kualitas perairannya sebagai
tempat hidup mereka. Selain kualitas perairan laut, plankton juga dapat
dipengaruhi oleh musim dan keadaan oseanografi setempat misalnya dapat
dipengaruhi oleh pasang surut, gelombang dan arus (Wibisono, 2005).
Menurut Zonneveld et al (1991) mengemukakan bahwa
kualitas air mempengaruhi seluruh kominitas perairan (bakteri, tanaman, ikan,
zooplankton dan lain-lain). Kualitas air juga dapat dilihat dari parameter
fisikan serta parameter kimia.
Menurut Bishop (1973) menyatakan suhu dapat merangsang
dan menghambat pertumbuhan organisme perairan baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Ekosistem yang masih alami
dicirikan dengan adanya keanekaragaman komunitas yang tinggi dan tidak ada
dominasi dari suatu spesies. Sebaliknya pada lingkungan perairan yang tercemar
komunitasnya dicirikan dengan keanekaragaman yang rendah dan adanya perubahan struktur komunitas dari
yang stabil menjadi labil (Odums, 1971).
III. METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan tempat
Praktikum
Limnologi tentang Parameter kimia ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 26
November 2010 pukul 14.00 – 16.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Limnologi
Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
3.2.Bahan dan alat
Bahan
yang digunakan pada praktikum ini adalah cairan MnSO4, NaOH-KI, H2SO4, larutan
Thiosulfat. Alat yang digunakan pada praktikum adalah pena, pensil, penghapus,
penggaris, botol BOD, airator baterai, pipet tetes, buku penuntun praktikum.
3.3. Metode praktikum
Metode
yang digunakan dalam praktikum ini adalah pengamatan langsung terhadap objek
yang akan diamati dengan pengambilan sampel air di lapangan dan secara tidak
langsung mereaksikan sampel di dalam laboratorium.
3.4. Prosedur praktikum
Prosedur
praktikum parameter kimia dilakukan dengan cara mengambil air sampel dengan
botol BOD sebanyak dua buah tanpa bubling, kemudian air sampel dibawa ke labor
untuk di hitung kadar oksigen dan karbondioksida terlarutnya dan BOD5. Oksigen
terlarut diukur dengan memasukkan 20 tetes MnSO4 dan 20 tetes NaOH-KI kedalam
botol BOD sehingga membentuk endapan, selanjutnya masukkan H2SO4 hingga endapan
hilang dan masukkan 50 ml ke dalam enlemeyer untuk selanjutnya diberi larutan
thiosulfat hingga warna air berubah kuning kecoklatan kemudian masukkan amilum
sebanyak 2-3 tetes hingga warna berubah menjadi biru masukkan larutan
thiosulfat kembali hingga air bening stabil dan jangan lupa untuk dicatat
berapa banyak larutan thiosulfat yang digunakan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum parameter
kimia ini dapat diperoleh data sebagai berikut :
a. Nilai dari DO (Dissolved Oxygen)
DO = A x N x 8 x 1000
V A =
Volume Thiosulfat yang terpakai
N
= Normalitas Thiosulfat (0,025)
V
= Vulume Air Sampel
= 4 x 0,025 x 8 x 1000
50
= 16 mg/L
b.
Nilai dari Karbondioksida (CO2) Bebas
CO2 = A x
N x 22 x 1000
V
= 0,2 x 0,0454 x 22 x 1000
50
= 3,9952 mg/L
c. Nilai dari BOD5
DO1 = A x
N x 8 x 1000 DO5
= A x N x 8 x 1000
V V
= 4 x
0,025 x 8 x 1000 = 25 x 0,025 x 8 x 1000
50 50
= 16 = 100
BOD5 = (DOt0 - DOt5)
x FK
= (16 - 100) x 6
= 504
4.2.Pembahasan
Dari hasil praktikum ini diperoleh
nilai DO = 16mg/L, sedangkanCO2 terlarutnya adalah 3,5992 mg/L. nilai DO lebih
besar dari pada CO2 terlarut hal ini terjadi karena pengambilan sampel air
dilaksanakan pada siang hari dimana tumbuhan – tumbuhan air dan fitoplankton
sedang melakukan fotosintesis sehingga membuat kadar DO menjadi tinggi. Angka
CO2 menjadi rendah karena pada proses fotosintesis tumbuh – tumbuhan air dan
fitoplankton menggunakan CO2 terlarut sebagai bahan baku untuk melakukan
fotosintesis selain itu jika kadar CO2 terlarut berkurang d suatu perairan akan
menyebabkan tingkat keasaman atau pH perairan akan menjadi rendah. BOD5
menunjukkan angka 504mg/L, tampak bahwa oksigen terlarut yang dihasilkan tidak
mencukupi untuk melakukan penguraian oleh dekomposer.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari praktikum parameter kimia dapat disimpulkan bahwa
perairan yang menjadi objek praktikum tersebut adalah perairan eutrofik (kaya
akan nutrien) dan juga perairan seperti ini baik dijadikan sebagai lokasi usaha
budidaya perairan.
5.2. Saran
Sebaiknya
semua praktikan dapat turun kelapangan tanpa hanya melihat praktikan yang lain
bekerja, hal ini diperlukan agar semua praktikan dapat mengerti teknis – teknis
pada praktikum ini dan dapat menerapkannya dalam penelitian yang akan dilakukan
di masa yang akan datang terlebih lagi penelitian dalam pembiatan skripsi.
DAFTAR PUSTAKA
Barus, T.A, 2004. Faktor-Faktor Lingkungan Abiotik Dan
Keanekaragaman Plankton Sebagai Indikator Kualitas Perairan Danau Toba. Jurnal
Manusia Dan Lingkungan, Vol. XI, No.2.
Irianto,
Agus. 2005. Patologi Ikan Teleostei. Gajah Mada University Press. Yogjakarta.
256 Hal.
Kasry,
Adnan, dkk. 2010. Penuntun Praktikum Ekologi Perairan. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Universitas Riau. 53 Hal (Tidak diterbitkan)
Sigid,
Asmika Harnalin, dkk. 2010. Penuntun Praktikum Limnologi. Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau. 33 Hal (Tidak diterbitkan)
Sihotang,
C, Asmika Harnalis dan Efawani. 2010. Limnologi. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Universitas Riau. 101 Hal (Tidak diterbitkan)
Wibisono,
M. S. 2005. Pengantar Ilmu Kelautan. Jakarata : Grasindo.
kalau CO2 nya lebih tinggi dari pada DO , itu disebabkan karena apa ???
ReplyDeleteTerimakasih telah bertanya . . .
ReplyDeletekalau menurut aku,
hal tersebut bisa terjadi karena :
konsumsi oksigen oleh organisme perairan lebih tinggi dari pada supply oksigen. . .