MENENTUKAN LAJU PERNAFASAN DAN LAJU
DENYUT JANTUNG SERTA MELIHAT MORFOLOGI INSANG DAN JANTUNG IKAN BEBERAPA MENIT SETELAH
MATI KARENA PENCEMARAN
Oleh
Teguh Heriyanto
0904121598
Ilmu Kelautan
LABORATORIUM
BIOLOGI PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS
RIAU
PEKANBARU
2011
KATA
PENGANTAR
Berkat
rahmat Allah SWT, akhirnya laporan Praktikum Fisiologi Hewan Air ini dapat
penulis selesaikan. Dalam laporan ini penulis membahas mengenai menentukan laju
pernafasan, melihat morfologi insang dan jantung, menentukan laju denyut jantung.
Praktikum ini dilaksanakan sebagai upaya pembelajaran serta pelatihan bagi
Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
Sebagai
manusia penyandang relativitas kebenaran, penulis sangat menyadari adanya
kekurangan didalam pembuatan laporan ini. Atas segala kekurangan tersebut
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Penulis
juga ingin mengucapkan terimakasih kepada asisten yang telah memberikan
bimbingan didalam praktikum dan pembuatan laporan ini. Akhirnya penulis
berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Pekanbaru, 3 Mei 2011
Teguh Heriyanto
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................
i
DAFTAR ISI............................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................... iii
DAFTAR TABEL...................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... v
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang....................................................................... 1
1.2
Tujuan
Praktikum .................................................................. 2
1.3
Manfaat
Praktikum ............................................................... 2
II. TINJAUAN
PUSTAKA
III. METODE
PRAKTIKUM
3.1
Waktu dan Tempat................................................................ 5
3.2
Bahan dan Alat...................................................................... 5
3.3
Metode Praktikum ................................................................. 5
3.4
Prosedur Praktikum............................................................... 6
IV. HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil....................................................................................... 8
4.2
Pembahasan........................................................................... 9
V. KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1
Kesimpulan............................................................................ 11
5.2
Saran...................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 12
LAMPIRAN............................................................................................... 13
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Ikan mas (Cyprinus carpio)..…………….…………………………. 8
DAFTAR
TABEL
Tabel Halaman
1.
Jumlah bukaan mulut, denyut jantung dan morfologi jantung dan insang …………………...………………………………………. 8
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1
Alat…………………………………………………………. 14
1.1. Latar belakang
Fisiologi
dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari fungsi, mekanisme, dan cara
kerja dari organ, jaringan, dan sel – sel organisma. Fisiologi mencoba
menerangkan faktor – faktor fisika dan kimia yang mempengaruhi seluruh proses
kehidupan. (Fujaya, 2004)
Fisiologi
mempelajari fungsi organ – organ tubuh atau fungsi keseluruhan organisme. Organ
artinya alat – alat tubuh seperti hati, paru – paru, insang, jantung, ginjal
yang merupakan bagian tubuh hewan sedangkan pada tumbuhan oragn antara lain
meliputi akar, batang, daun, bunga. Organ – organ tersebut menyusun suatu
organisme yaitu makhluk hidup baik yang makroskopik (berukuran besar, dapat
dilihat dengan mata manusia tanpa bantuan alat) maupun yang mikroskopis
(berukuran kecil, tidak dapat dilihat dengan mata manusia tanpa bantuan alat).
Fisiologi mencakup pembahasan tentang apa yang dilakukan oleh makhluk hidup dan
bagaimana mereka melakukan agar mereka lulus hidup dan dapat mengatasi berbagai
tantangan dari lingkungan hidupnya sehingga mereka dapat beradaptasi dan
memppertahankan eksistensinya. (Yuwono, 2001)
Ikan
adalah hewan yang bertulang belakang (vertebrata) yang berdarah dingin
(poikilothermal) dimana hidupnya dilingkungan air, pergerakan dan keseimbangan
dengan menggunakan sirip serta pada umumnya bernafas dengan insang. (Raharjo,
1980).
1.2.Tujuan praktikum
Tujuan
dari praktikum menentukan laju pernafasan, melihat morfologi insang dan
jantung, menentukan laju denyut jantung adalah agar kita mengetahui seberapa
besar jumlah bukaan mulut, denyut jantung, morfologi jantung dan insang yang
diberi larutan pencemar.
1.3. Manfaat praktikum
Manfaat
dari praktikum menentukan laju pernafasan, melihat morfologi insang dan
jantung, menentukan laju denyut jantung adalah kita dapat mengetahui keadaan
ikan yang diberi bahan pencemar dengan cara menghitung bukaan mulut, denyut
jantung dan melihat morfologi jantung dan insang..
II. TINJAUAN PUSTAKA
Fisiologi
adalah suatu ilmu yang mempelajari segala proses yang berlangsung dalam tubuh
makhluk hidup, baik organisme ber-sel tunggal maupun ber-sel banyak, termasuk
interaksi antar sel, jaringan, organ serta semua komunikasi intercellular, baik
energenik maupun metabolik. (Windarti et
al, 2011).
Hewan
air adalah makhluk hidup yang habitatnya di perairan dan tidak dapat
memanfaatkan secara langsung zat – zat anorganik (organisme heterotrof) tetapi
mereka dapat mendapatkan makanannya dari mikroba, tumbuhan atau hewan lainnya.
Pada umumnya hewan air melakukan pergerakan untuk mencari makananan. (Yuwono, 2001)
Menurut
Khairuman (2008), di Indonesia, ikan mas mulai dikenal pertama kali di daerah
Galuh, Ciamis, Jawa Barat sekitar tahun 1860. Setelah itu, berkembang ke daerah
lain di Jawa Barat. Sejak permulaan abad ke – 23, budi daya ikan mas yang
dilakukan di kolam dan di sawah, mulai berkembang di beberapa daerah di luar
Jawa. Pada tahun 1892, ikan mas mulai didatangkan ke Bukittinggi, Sumatera
Barat dan Sumatera Utara, ikan mas didatangkan pada tahun 1903. Di Medan, ikan
mas didatngkan pada tahun 1905. Sementara itu, ikan mas mulai dikenal di Sulawesi pada tahun 1895 yang diawali dari daerah
Tondano, Sulawesi Utara. Di Manado, ikan mas didatangkan pada tahun 1905. Pada
tahun 1936, di Sulawesi Selatan, ikan mas mulai dipelihara di sawah. Di Pulau
Bali, ikan mas pertama kali didatangkan pada tahun1903 dan mulai dbudidayakan
di sawah pada tahun 1931. Di Pulau Flores, ikan mas didatangkan pertama kali
pada tahun 1932.
Spesies
ikan mas (Cyprinus carpio) masuk
dalam genus Cyprinus dari famili Cyprinidae. Di berbagai tempat ikan mas
disebut sebagai ikan tambra, raya atau ameh. Ikan memiliki bentuk badan
memanjang, sedikit pipih ke samping (compressed). Mulut dapat disembulkan
terletak di ujung tengah (terminal). Mempunyai sungut dua pasang. Menurut beberapa
ahli ikan, sungut inilah sebagai ciri pokok untuk membedakan ikan mas koki (Carasius auratus) yang strainnya sudah
banyak itu dengan ikan mas karper (Cyprinus
carpio), yang mempunyai strain banyak juga. Sirip punggung panjang dengan
bagian belakang berjari – jari keras. Letak permulaan sirip punggung ini
berseberangan dengan permulaan sirip perut. Ikan mas mempunyai sisik
relatif tipe Cycloid, mempunyai garis
rusuk yang lengkap berada pada pertengahan sirip ekor. Gigi kerongkongan
(pharyngeal teeth) terdiri dari tiga baris yang berbentuk graham. (Susanto,
2004)
III. METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan tempat
Praktikum
fisiologi hewan air tentang menentukan laju pernafasan, melihat morfologi
insang dan jantung, menentukan laju denyut jantung ini dilaksanakan pada hari Kamis,
21 April 2011 pukul 10.30 – 12.30 WIB. Bertempat di Laboratorium Biologi
Perikanan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
3.2.Bahan dan alat
Bahan
yang digunakan pada praktikum ini adalah ikan mas (Cyprinus carpio) dan deterjen/ bahan pencemar.
Alat yang digunakan pada praktikum
adalah pena, pensil, penghapus, penggaris, serbet, buku gambar, nampan, gunting
bedah, wadah, rak tabung reaksi, tabung reaksi, counter dan buku penuntun
praktikum.
3.3. Metode praktikum
Metode
yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode pengamatan langsung terhadap
objek yang akan diamati.
3.4. Prosedur praktikum
3.4.1
Menentukan laju pernafasan
·
Panjang SL dan TL diukur dan berat badan
ikan yang dijadikan sebagai bio indicator ditimbang,
·
4 buah wadah disiapkan dan diberi label
1, 2, 3 dan control. Wadah diisi dengan air dengan volume yang sama
·
Larutan pencemar diukur untuk wadah 1
sebagai control tidak diberi larutan pencemar, wadah 2 sebanyak 1 ml dan wadah
3 sebanyak 2 ml
·
Larutan pencemar dimasukkan sesuai dengan
label di wadah dan diaduk hingga merata
·
5 menit kemudian 4 – 5 ekor ikan
dimasukkan ke dalam masing – masing wadah yang sudah berisi air dan deterjen/
larutan pencemar
·
Sesudah ikan dimasukkan, tingkah laku ikan
dilihat dan dicatat. Data yang dicatat adalah gerakan mulut dan operculum pada
5 menit pertama dan kedua.
·
Untuk melihat laju pernafasan ika, tiap
5 menit ikan diangkat, kemudian gerakan mulut dan operculum per menit dihitung
dengan menggunakan stopwatch.
3.4.2
melihat morfologi insang dan jantung, menentukan
laju denyut jantung.
·
Panjang SL dan TL diukur dan berat badan
ikan yang dijadikan sebagai bio indicator ditimbang,
·
Wadah berisi air yang tidak diberi bahan
pencemar (sebagai kontrol) dan wadahn yang telah diisi air dan bahan pencemar
yang dapat mematikan ikan secera cepat disiapkan.
·
Ikan uji sebanyak 4 – 5 ekor ke dalam
wadah berisi bahan pencemar mematikan dimasukkan dab 2 ekor iakn di dalam wadah
berisi airtanpa bahan pencemar.
·
2 ekor ikan uji diambil yang telah mati
5 menit sebelumnya. Insang dan jantungnya dikeluarkan dan dibedah serta diamati
dan dicatat morfologinya. Tahap berikutnya adalah 2 ekor ikan diambil yang
telah mati 10 menit sebelumnya. Insang dan jantungnya dikeluarkan dan dibedah
serta diamati dan dicatat morfologinya. Jantung dan insang ikan yang mati
tetapi bukan karena larutan pencemar juga diamati.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum menentukan
laju pernafasan, melihat morfologi insang dan jantung, menentukan laju denyut
jantung ini dapat diketahui hasilnya
adalah sebagai berikut:
Ikan mas
(Cyprinus carpio) diklasifikasikan kedalam ordo
: Cypriniformes, family : Cyprinidae,
genus : Cyprinus, species : Cyprinus
carpio.
no.
|
perlakuan
|
jumlah bukaan mulut
|
jumlah denyut jantung
|
morfologi
|
|
warna jantung
|
warna insang
|
||||
1
|
kontrol 5 menit
pertama
|
85
|
28
|
merah pekat
|
merah pekat
|
kontrol 5 menit kedua
|
126
|
55
|
|||
2
|
1 ml 5 menit pertama
|
74
|
93
|
merah muda
|
merah muda
|
1 ml 5 menit kedua
|
145
|
25
|
|||
3
|
2 ml 5 menit pertama
|
100
|
75
|
merah memudar
|
lebih pucat
|
2 ml 5 menit kedua
|
130
|
28
|
|
4.2.Pembahasan
Ikan
di dalam wadah yang tidak diberi larutan pencemar memiliki jumlah bukaan mulut
85 bukaan mulut pada 5 menit pertama dan 126 bukaan mulut pada menit kedua.
Sedangkan ikan yang diberi larutan pencemar 1 ml memiliki jumlah bukaan mulut
sebanyak 74 bukaan mulut pada 5 menit pertama dan 145 bukaan mulut pada 5 menit
kedua. Ikan yang diberi larutan pencemar 2 ml memiliki jumlah bukaan mulut sebanyak
100 bukaan mulut pada 5 menit pertama dan 130 bukaan mulut pada 5 menit kedua.
Pada
saat air di wadah diberi larutan pencemar, jumlah bukaan mulut ikan meningkat.
Karena pada insang ikan mengalami luka yang disebabkan oleh larutan pencemar
tadi sehingga sistem pernapasannya terganggu. Oleh karena itu ikan harus banyak
men-suplay air yang mengandung oksigen terlarut masuk kedalam mulutnya agar
proses difusi tetap terjadi di insang sehingga jumlah oksigen yang dibutuhkan
tubuh ikan tetap stabil.
Ikan
di dalam wadah yang tidak diberi larutan pencemar memiliki jumlah denyut
jantung 28 denyut jantung pada 5 menit pertama dan 55 denyut jantung 5 menit
kedua. Sedangkan ikan yang diberi larutan pencemar 1 ml memiliki jumlah denyut
jantung sebanyak 93 denyut jantung pada menit pertama dan 25 denyut jantung
pada 5 menit kedua. Ikan yang diberi larutan pencemar 2 ml memiliki jumlah
denyut jantung sebanyak 75 denyut jantung pada 5 menit pertama dan 28 denyut
jantung pada 5 menit kedua.
Pada
saat air di wadah diberi larutan pencemar, jumlah denyut jantung meningkaat dan
lama kelamaan melemah. Hal ini terjadi dikarenakan pada saat larutan pencemar
dimasukkan keadaan kualitas air berubah sehingga ikan mengalami stress dan
gelisah sehingga denyut jantungnya pun meningkat dengan cepat. Namun lama –
kelamaan denyut jantung ikan melemah karena tubuh ikan telah menerima pengaruh
negative dari bahan – bahan pencemar yang dimasukkan ke dalam wadah sehingga
ikan mengalami keracunan dan tingkat stress semakin tinggi, keadaan seperti ini
dalam jangka waktu yang lama akan membuat ikan mengalami kematian.
Selain
itu dari morfologi jantung dan insang dapat terlihat bahwa warna jantung ikan
control berwarna merah pekat, warna jantung ikan yang diberiakan larutan
pencemar 1 ml berwarna merah muda, sedangkan warna jantung ikan yang diberikan
larutan pencemar 2 ml berwarna merah memudar. Sedangkan warna insang ikan
control berwarna merah pekat, warna insang ikan yang diberiakan larutan
pencemar 1 ml berwarna merah muda, sedangkan warna insang ikan yang diberikan
larutan pencemar 2 ml berwarna lebih pucat.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Pada
praktikum menentukan laju pernafasan, melihat morfologi insang dan jantung,
menentukan laju denyut jantung dapat disimoulkan bahea ketika suatu perairan
dimasukkan bahan pencemar akan membuat ikan benyak melakukan bukaan mulut
karena ikan yang insangya telah luka berusaha untuk men-suplay oksigen bagi
tubuhnya agar tetap optimal. Selain itu, denyut jantung ikan juga meningkat
karena ikan mengalami stress yang disebabkan oleh masuknya bahan pencemar
5.2. Saran
Didalam
melakukan praktikum menentukan laju pernafasan, melihat
morfologi insang dan jantung, menentukan laju denyut jantung penulis menyarankan agar untuk praktikum kedepannya semua praktikan dapat melakukan praktikum
dengan serius terlebih dalam memperhatikan morfologi insang dan jantung serta
memperhatikan bukaan mulut ikan dan juga para praktikan harus memperhatikan
asisten ketika menjelaskan cara kerja dalam menjalankan praktikum agar tidak
terjadi kesalahan dalam melakukan praktikum dan akhirnya dapat memperoleh
informasi yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Fujaya, Yusinta. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan
Teknologi Perikanan. PT Rineka Cipta, Jakarta. 179 hal.
Khairuman, dkk. 2008. Budidaya Ikan Mas Secara
Intensif. PT Agromedia Pustaka, Jakarta. 100 hal.
Rahardjo, S. 1980. Oseanografi Perikanan I.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.
141 hal.
Susanto, Heru. 2004. Budidaya Ikan di Perkarangan. Penebar
Swadaya, Jakarta. 150 hal.
Windarti, dkk. 2011. Buku Ajar Fisiologi Hewan Air.
Universitas Riau, Pekanbaru. 70 hal.
Yuwono, E. dan P. Sukardi. 2001. Fisiologi Hewan
Air. CV Sagung Seto, Jakarta. 64 hal.
No comments:
Post a Comment