PERHATIAN : diperbolehkan untuk meng-copy materi ini dengan syarat
hanya untuk akademis dan mencantumkan Nama Penulis dan alamat web halaman ini pada Daftar Pustaka Anda.
LAPORAN PRAKTIKUM LIMNOLOGI
PENGUKURAN DEBIT AIR
Oleh
Teguh Heriyanto
0904121598
Ilmu Kelautan
LABORATORIUM LIMNOLOGI
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Limnologi yang berjudul “Pengukuran Debit Air”. Semoga laporan ini dapat menambah kasanah dan wawasan ilmu bagi para pembaca sekalian. Dalam kesempatan kali ini penulis sadar sebagai manusia yang menyandang relativitas dalam kebenaran, sehingga penulis mmengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun.
Tak lupa pula penulis mengucapkan terimakasih kepada asisten yang telah membimbing penulis dalam menjalani praktikum ini baik di lapangan maupun di dalam laboratorium. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih atas perhatian dari segala pihak.
Pekanbaru, 18 November 2010
Teguh Heriyanto
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................. ii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... iv
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktikum .................................................................. 2
1.3 Manfaat Praktikum ............................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
III. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat................................................................ 5
3.2 Bahan dan Alat...................................................................... 5
3.3 Metode Praktikum ................................................................. 5
3.4 Prosedur Praktikum............................................................... 5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil....................................................................................... 7
4.2 Pembahasan........................................................................... 8
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan............................................................................... 10
5.2 Saran......................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Alat…………………………………………………………………. 13
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Limnologi merupakan sintesis yang menggambarkan banyak disiplin ilmu yang memberikan sumbangan bagi peneliti. Sehubungan dengan ini Limnologi mirip dengan Oseanografi bukan Biologi dan Informasinya dapat ditentukan beberapa rujukan yang bernilai dikatalogkan pada perpustakaan. (Sihotang, 2010)
Debit air merupakan ukuran banyaknya volume air yang dapat lewat dalam suatu tempat atau yang dapat di tampung dalam sutau tempat tiap satu satuan waktu. Aliran air dikatakan memiliki sifat ideal apabila air tersebut tidak dapat dimanfaatkan dan berpindah tanpa mengalami gesekan, hal ini berarti pada gerakan air tersebut memiliki kecepatan yang tetap pada masing-masing titik dalam pipa dan gerakannya beraturan akibat pengaruh gravitasi bumi.
Menurut Sosrodarsono dan Takeda (2006), debit air sungai adalah laju aliran air yang melewati suatu penampang melintang dengan persatuan waktu. Besaarnya debit dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik (m3/detik)
Menurut Harnalin (2010), debit air adalah jumlah air yang mengalir dari suatu penampang tertentu (sungai/saluran/mata air) peratuan waktu (ltr/dtk, m3/dtk, dm3/dtk). Dengan mengetahui debit air suatu perairan kita dapat mengetahui jenis organisme apa saja yang hidup di suatu perairan tersebut. Jika debit air disuatu perairan tinggi maka dapat dipastikan bahwa organisme yang hidup di perairan tersebut adalah organisme perenang kuat dan apabila debit suatu perairan tersebut rendah maka organisme yang hidup di periran tersebut adalah organisme yang membenamkan dirinya.
1.2. Tujuan praktikum
Tujuan dari praktikum pengukuran debit air adalah untuk menghitung debit air pada perairan terbuka dengan beberapa metode.
1.3. Manfaat praktikum
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah untuk mengetahui debit perairan terbuka dan juga faktor – faktor yang mempengaruhi debit air tersebut.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian debit adalah satuan besaran air yang keluar dari Daerah Aliran Sungai (DAS). Satuan debit yang digunakan dalam system satuan SI adalah meter kubik per detik (m3 / detik). Menurut Asdak (2002), debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai persatuan waktu. Dalam system SI besarnya debit dinyatakan dalam sattuan meter kubik. Debit aliran juga dapat dinyatakan dalam persamaan Q = A x v, dimana A adalah luas penampang (m2) dan V adalah kecepatan aliran (m/ detik).
Menurut Langrage (1736-1813), suatu cara menyatakan gerak fluida adalah dengan mengikuti gerak tiap partikel didalam fluida. Hal ini sulit, karena kita harus menyatakan koordinat X, Y, Z dari partikel fluida dalam menyatakan ini sebagai fungsi waktu. Cara yang digunakan adalah dengan penerapan kinematika partikel gerak atau aliran fluida.
Menurut Soemarto (1987) debit diartikan sebagai volume air yang mengalir per satuan waktu melewati suatu penampang melintang palung sungai, pipa, pelimpah, akuifer dan sebagainya. Data debit diperlukan untuk menentukan volume aliran atau perunahan – perubahannya dalam suatu sistem das. Data debit diperoleh dengan cara pengukuran debit langsung dan pengukuran tidak langsung, yaitu dengan menggunakan liku kalibrasi. Liku kalibrasi (ratting curve) menurut Sri Harto (2000) adalah hubungan grafis antara tinggi muka air dengan debit. Liku kalibrasi diperoleh dengan sejumlah pengukuran yang terencana dan mengkorelasikan dua variabel yaitu tinggi muka air dan debit dapat dilakukan dengan menghubungkan titik – titik pengukuran dengan garis lengkung diatas kertas logaritmik.
III. METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan tempat
Praktikum Limnologi tentang Pengukuran Debit Air ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 12 November 2010 pukul 14.00 – 16.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Limnologi Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
3.2.Bahan dan alat
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah aliran genangan air. Alat yang digunakan pada praktikum adalah pena, pensil, penghapus, penggaris, bola ping-pong, tali rafia/ tali plastik, jarum pentul, trapesium weir, tongkat.
3.3. Metode praktikum
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode pengamatan langsung terhadap objek yang akan diamati. Pengukuran debit air dilakukan dengan Metode Float Emnoys dan Metode Weir.
3.4. Prosedur praktikum
Dalam praktikum ini terdapat 2 cara yang digunakan untuk menghitung debit air. Pertama, dengan menggunakan metode float emboys. Tancapkan 6 buah batang kayu menjadi 2 banjar atau 3 shaf, kemudian tentukan lebar rata – rata (W). Hitung kedalaman air pada masing – masing shaf diantara batang kayu, kemudian tentukan kedalaman rata – rata (D). Perhatikan dasar perairan, kemudian tentukan konstanta perairan (A). Hitung jarak yang ditempuh bola ping-pong (L) dan hanyutkan bola ping-pong sambil menghitung berapa waktu yang di tempuh oleh bola ping-pong pada jarak yang telah ditetapkan (T). Hitung dengan rumus R=WDAL/T.
Kedua, dengan menggunakan papan celah (weir). Pada praktikum ini, papan celah yang digunakan adalah tapesium weir (papan bercelah trapesium). Letakkan papan celah hingga dasar celah terendam air. Hitung lah lebar dasar celah (L). Hitung tinggi dasar celah singga permukaan air (h) kemudian h dikali 4, maka kemudian diperoleh H. Setelah itu ukur jarak antara dasar celah hingga kedepan papan celah sepanjang H dan hitung kedalaman dari jarak yang didapat, maka kedalaman itulah yang digunakan (H).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum pengukuran debit air ini dapat diperoleh data sebagai berikut :
· Metode float emboys
Dasar perairan berlumpur, maka A = 0,9
L = 160 cm = 1,6 m
T = 64 detik
Penghitungan :
· Metode Weir
L = 0,3 m
H = 0,58
Penghitungan :
4.2. Pembahasan
Pada metode flost emboys diperoleh debit air sebesar 0,008 dan pada metode weir diperoleh debit air sebesar 0,446 . Selisih debit air pada kedua metode yang digunakan ini adalah 0,438 . Hal ini memperihatkan bahwa apabila metode yang digunakan berbeda, maka akan menghasilkan debit air yang berbesa pula. Perbedaan in disebabkan karena beberapa faktor yakni : pada metode float emboys angin sangat berpengaruh besar terhadap cepat atau lambatnya bola ping-pong bergerak, apabila semakin kuat angin yang menghembus bola ping-pong maka semakin cepat pula bola pingpong bergerak dan juga kuatnya angin berhembus juga mempengaruhi arah gerak bola ping-pong mengikuti arah angin sehingga mengakibatkan jalannya bola pingpong tidak lurus dan jarak yang ditempuh bertambah karna berbelok – beloknya bola pingpong dan sebaliknya ketika hembusan angin tidak kuat maka gerak bola ping-pong yang dipengaruhi arus air menjadi lebih stabil. Pada metode weir sesungguhnya dasar perairan berpengaruh juga terhadap nilai h karena dasar perairan yang berlumpur membuat kaki atau dasar papan bercelah (weir) akan terbenam beberapa centimeter yang mengakibatkan terjadi perubahan nilai h dan pada akhirnya nilai H pun ikut berubah. Dari hasil debit air diatas juga dapat kita ketahui bahwa perairan yang menjadi objek praktikum termasuk kedalam komunitas lotik zona tenang (pool zone). Menurut Kasry (2010) zona tenang adalah perairan yang lebih dalam dimana kecepatan arus melemah dan material pasir dan material hanyut lainnya cendrung menempel pada dasar, sehingga terdapat dasaar lunak tidak cocok untuk benthos permukaan tetapi cocok bagi organisme – organisme yang membenamkan dirinya, nekton dan beberapa plankton.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari praktikum pengukuran debit air dapat disimpulkan bahwa jika metode yang digunakan berbeda maka akan dihasilkan angka yang berbeda pula hal ini disebabkan karna faktor – faktor yang telah dijelaskan dan juga dapat diyakinkan bahwa organisme yang hidup pada perairan tersebut adalah organisme yang hidup pada perairan tenang karena debit air yang dihasilkan dapat dikatakan sangat kecil sehingga tidak terlalu mempengaruhi gerak plankton ataupun gerak organisme lain yang hidup di dalamnya.
5.2. Saran
Sebaiknya semua praktikan dapat turun kelapangan tanpa hanya melihat praktikan yang lain bekerja, hal ini diperlukan agar semua praktikan dapat mengerti teknis – teknis pada praktikum ini. selain itu ruang laboratorium tidak terlalu kondusif karena melihat jumlah praktikan yang sangat banyak dan juga asisten sebaiknya mengecheck lebih teliti lagi terhadap laporan setiap praktikan agar praktikan yang membuat laporannya sendiri tidak dirugikan dengan sanksi laporannya tidak dinilai.
DAFTAR PUSTAKA
Harnalis, Asmika, C. Sihotang dan Efawani. 2010. Penuntun Praktikum Limnologi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau. 33 Hal (Tidak diterbitkan)
Kasry, Adnan, Dkk. 2010. Ekologi Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau. 100 Hal (Tidak diterbitkan)
Sihotang, C, Asmika Harnalis dan Efawani. 2010. Limnologi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau. 101 Hal (Tidak diterbitkan)
Sosrodarsono, S. dan Takeda. 2006. Hidrologi Untuk Pengairan. Jakarta : Pt. Pradnya Pramita.
Lampiran 1. Alat – alat yang digunakan
Pena pensil
Penghapus penggaris
|
|
No comments:
Post a Comment