BIOLOGI ORGANISME LAUT
Pteria penguin
Oleh
Teguh Heriyanto
0904121598
Ilmu Kelautan
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2011
KATA PENGANTAR
Berkat rahmat Allah SWT, akhirnya makalah Bilologi Organisme Laut Pteria penguin dapat penulis selesaikan. Makalah ini dibuat sebagai upaya pembelajaran serta pelatihan bagi Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
Sebagai manusia penyandang relativitas kebenaran, penulis sangat menyadari adanya kekurangan didalam pembuatan makalah ini. Atas segala kekurangan tersebut penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada Dosen mata kuliah Biologi Laut yang telah memberikan pembelajaran dalam pembuatan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Pekanbaru, 26 April 2011
Teguh Heriyanto
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................... iii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktikum .................................................................. 1
II. TINJAUAN PUSTAKA
III. ISI
3.1 Klasifikasi.............................................................................. 3
3.2 Morfologi dan Anatomi......................................................... 3
3.3 Distribusi................................................................................ 5
3.4 Reproduksi............................................................................. 5
3.5 Pemanfaatan ........................................................................... 6
IV. PEMBAHASAN
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan............................................................................ 8
5.2 Saran...................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 9
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Cangkang bagian luar tiram mutiara.….…………………………. 8
2. Anatomi tiram mutiara …………………..……………………….. 10
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tiram mutiara merupakan salah satu organisme laut yang tergolong dalam phylum mollusca dan dapat menghasilkan mutiara yang memiliki harga tinggi dan peminat yang banyak. Pada saat ini mutiara dijadikan sebagai komuditi ekspor andalan Indonesia . Akan tetapi dalam kenyataannya, Indonesia memiliki sumberdaya manusia yang kurang untuk dapat memanajemen atau mengelola sumberdaya hayati laut tersebut, sehingga banyak perusahaan asing yang memiliki modal besar berdiri di Indonesia untuk mengelola sumberdaya hayati ini dan orang Indonesia hanya menjadi karyawan bahkan pembantu di negerinya sendiri. Tiram Mutiara khususnya Pteria penguin sangat banyak terdapat di Indonesia , sehingga dengan mempelajari spesies ini dalam mata kuliah Biologi Laut dapat menimbulkan kesadaran dan motivasi bagi kaum intelektual dan pengusaha untuuk dapat memanfaatkan organisme ini.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memperluas ilmu pengetahuan mengenai phylum Mollusca khusunya spesies yang dibahas pada makalah ini yakni Pteria penguin.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKTA
Kerang mutiara adalah hewan yang bertubuh lunak atau moluska yang hidup dilaut, tubuhnya dilindungi oleh sepasang cangkang yang tipis dan keras, termasuk dalam lokasi Bivalva dan Famili Pteridae. (Egong, 2011)
Tiram mutiara termasuk dalam kelas Bivalvia dan Famili Pteridae. Mollusca berasal dari moluscus yang berarti lunak yang merupakan persamaan dari mollusces menjadi mollusca. Famili tiram mutiara dikenal menghasilkan mutiara dengan kualitas tinggi dengan harga yang selangit di pasaran internasional. Genus penghasil mutiara ini adalah Pinctada dan Pteria. (Syazili, 2011)
Hanya beberapa jenis tiram dapat menghasilkan mutiara nacreous, walaupun semuanya merupakan anggota keluarga Pteriidae, yang terdiri dari kerang laut sedang hingga besar. Jenis ini merupakan keluarga yang berbeda dari jenis tiram yang orang biasa makan, yang merupakan keluarga Ostreidae, atau tiram sejati.
Genus Pinctada, juga dikenal sebagai tiram mutiara, adalah anggota keluarga Pteriidae yang dapat menghasilkan kualitas mutiara batu permata. Di antara anggota genus Pinctada ini, hanya spesies tertentu menghasilkan mutiara secara komersial layak. Setiap spesies memproduksi berbagai ukuran dan warna mutiara.
(Dhilah, 2011)
Genus Pinctada, juga dikenal sebagai tiram mutiara, adalah anggota keluarga Pteriidae yang dapat menghasilkan kualitas mutiara batu permata. Di antara anggota genus Pinctada ini, hanya spesies tertentu menghasilkan mutiara secara komersial layak. Setiap spesies memproduksi berbagai ukuran dan warna mutiara.
(Dhilah, 2011)
BAB 3. ISI
3.1. Klasifikasi
Kingdom : Invertebrata
Phyllum : Mollusca
Klass : Pellecypoda atau Lamellibranchiata
Orda : Anysomyaria
Famili : Pteridae
Genus : Pteria
Spesies : Pteria penguin
3.2. Morfologi dan Anatomi
Bentuk luar tiram mutiara tampak seperti batu karang yang tidak ada tanda – tanda kehidupan . tetapi di balik kekokohan tersebut terdapat organ yang dapat mengatur segala aktivitas kehidupan dari tiram itu sendiri. Dalam kelunakan tubuh tiram tersebut terdapat cangkang yang keras untuk melindungi bagian tubuh agar terhindar dari benturan maupun serangan hewan lain. Disamping itu, dalam cangkang yang jumlahnya satu pasang dan mempunyai bentuk yang berlainan itu terdapat mother of pearl atau lapisan induk mutiara serta nacre yang dapat membentuk lapisan mutiara.
Memiliki sepasang cangkang, bentuknya pipih berwarna kuning kecoklatan. Kedua cangkang tersebut tidak memiliki cangkang sama bentuknya (ineguivalven), cangkang agak pipih sedangkan cangkang kiri cembung. Dibagian tengah dorsal sepasang cangkang dihubungkan oleh ligmen yang elastis serta adanya gigi engsel. Kedua cangkang memiliki otot yang liat dan kuat yang berfungsi untuk membuka dan menutup. Cangkang bagian dalam berwarna putih mengkilat atau disebut lapisan nacre (mother of pearly) pada bagian sentral. Lapisan nacrenya berwarna kuning emas (gold up). Di luar batas garis nacre (non nacreusbordes) berwarna coklat kehitaman.
Menurut Wada (1991) dalam Muzakkir, cangkang tiram mutiara terdiri dari tiga lapisan yaitu Periostrocum (lapisan luar) tipis, biasanya rapuh setelah tua, lapisan prismatic merupakan bagian utama cangkang dan lapisan nacreous yang merupakan lapisan induk mutiara yang berada dibagian dalam cangkang.
|
|
3.3. Distribusi
3.4. Reproduksi
Kelenjar genital terletak di antara kaki dan otot pengikat dan menutupi bagian – bagian dari kelenjar pencernaan. Perkembangannya sekurang – kurangnya tergantung pada fase dari daur kelamin saat itu. Kematangan kelamin tercapai pada umur tiga tahun. Kelenjar genital mula – mula berkembang menjadi gonad jantan yang berwarna susu. Gonad betina berwarna oranye dan mulai berkembang ketika cangkangnya mencapai sekitar 14 cm. Untuk ukuran 20 cm rasio kelaminnya adalah 1, yang berarti jumlah hewan jantan sama dengan hewan betina sama dengan hewan betina. Pembuahan terjadi di dalam perairan terbuka dimana telur dan spermatozoa dikeluarkan bersamaan.
3.5. Pemanfaatan
Mutiara laut ada tiga macam. Pertama, akoya pearl berasal dari Jepang dan Cina. Kedua, black pearl (mutiara hitam) yang diproduksi Tahiti atau French Polynesia. Ketiga, south sea pearl (mutiara putih) produksi Indonesia, Australia, Filipina, dan Myanmar.
Dari ketiga jenis tersebut, yang terbanyak produksinya adalah jenis akoya pearl. Pada tahun 2005, produksi akoya, black, dan south sea pearl berturut-turut adalah 34 ton, 10 ton, dan 8,5 ton. Namun mutiara termahal adalah mutiara putih, yakni rata-rata US$ 23,6 per gram. Sedangkan harga mutiara hitam US$ 14,70 per gram. Malah jenis akoya hanya US$ 3,76 per gram. Dengan tingginya harga mutiara di pasaran, orang – orang banyak memanfaatkannya untuk memperoleh mutiara sebagai komuditi ekspor dibandingkan dijadikan sebagai makanan konsumsi.
BAB 4. PEMBAHASAN
Kondisi hidup dari tiram mutiara salah satunya Pteria penguin masih banyak terdapat di Indonesia khusunya wilayah utara di perairan Arafura , Indonesia (Dobo) dan arah timur melewati Selat Torres. Namun budidaya Pteria penguin masih kurang jika dibandingkan jenis tiram mutiara lainnya seperti Pinctada maxima, Pinctada margaritifera. Hal ini disebabkan karena Pteria penguin sejauh ini hasilnya diperuntukkan hanya pada kalangan tertentu mengingat bentuk mutiara yang dihasilkannya umumnya tidak bundar. Namun dengan sentuhan seni, mutiara yang dihasilkan oleh Pteria penguin dapat menjadi asesoris lain seperti kancing baju atau bross, tetapi harganya masih tetap tinggi. Contoh mutiara yang dihasilkan oleh Pteria penguin adalah Mabe biasanya memang diternakkan pada tiram-tiram yg tidak bisa menghasilkan mutiara yang utuh.
.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Pteria penguin merupakan salah satu organisme laut yang tergolong dalam phylum Mollusca. Organisme laut ini juga dikenal sebagai tiram penghasil mutiara. Karena bentuknya tidak begitu bundar maka penggemarnya hanya pada kalangan terbatas saja. Namun hal itu dapat dibuat lebih menarik dengan membuat karya yang lain dengan bahan dasar mutiara tersebut. Kurangnya sumberdaya manusia mengakibatkan kurang optimalnya pemanfaatan sumberdaya alam Indonesia .
5.2. Saran
Saran bagi diri penulis sendiri dalam penulisan makalah berikutnya lebih diperbanyak literature agar pembaca mendapatkan wawasan yang lebih luas terhadap isi makalah.
DAFTAR PUSTAKA
Dhilah. 2011. Mutiara. http://dhilahgirl.blogspot.com/2011/03/mutiara.html (diakses pada 26-08-2011 pukul 17.35)
Egong. 2011. Moluska (Tiram Mutiara) http://egongcool.blogspot.com/2008/10/moluska-tiram-mutiara.html (diakses pada 28-02-2011 pukul 21.45)
Kriya Indonesian Craft. 2011. Mutiara South Sea (The Big Girl Pearls).http://kalungmanik.wordpress.com/2011/03/11/mengenal-aneka-jenis-mutiara/. (diakses pada 26-04-2011 pukul 17.31)
Romimoharto, Kasijan, S. Juwana. 2007. Biologi Laut : Ilmu Pengetahuan Tentang Biologi Laut. Djambatan. Jakarta . 540 hal
Syazili, Aras . 2011. Biologi Tiram Mutiara ( Pinctada maxima ) http://akuakultur.blogspot.com/2011/04/biologi-tiram-mutiara-pinctada-maxima.html (diakses pada 17.22, 26-04-2011)
Sukiman. 1993. Tiram Mutiara : Teknik Budidaya dan Proses Pembuatan Mutiara. Kanisus. Yogyakarta . 93 hal
No comments:
Post a Comment