Wednesday, June 15, 2011

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BUNGUS

PERHATIAN : diperbolehkan untuk meng-copy materi ini dengan syarat hanya untuk akademis dan mencantumkan Nama Penulis dan alamat web halaman ini pada daftar pustaka anda.


                                                                                                   Asisten :


LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN

PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BUNGUS






OLEH :
TEGUH HERIYANTO
0904121598
ILMU KELAUTAN






FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2011

KATA PENGANTAR

                       

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Dinamika Populasi. Semoga laporan ini dapat menambah kasanah dan wawasan ilmu bagi para pembaca sekalian. Dalam kesempatan kali ini penulis sadar sebagai manusia yang menyandang relativitas dalam kebenaran oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun.

Tak lupa pula penulis mengucapkan terimakasih kepada asisten yang telah membimbing penulis dalam menjalani praktikum ini dengan baik. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih atas perhatian dari segala pihak.







Pekanbaru, 2 Juni 2011



Penulis









DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN

I.       PENDAHULUAN

1.1 .....  Latar Belakang.....................................................................              1

1.2 ..... Tujuan dan Manfaat .............................................................              2



II.     METODE PRAKTIKUM

2.1       Waktu dan Tempat................................................................              5

2.2       Bahan dan Alat......................................................................              5

2.3       Prosedur Praktikum .............................................................................             5



III.    HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 ..... Hasil.......................................................................................              6

3.2 ..... Pembahasan...........................................................................            12



IV.    KESIMPULAN DAN SARAN

4.1...... Kesimpulan...............................................................................         15

4.2 ..... Saran.........................................................................................         15



DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN









DAFTAR TABEL



Tabel                                                                                                               Halaman

1.  Konversi alat ke long line bulan Januari 2011....……………………                     7

2. Konversi alat ke long line bulan Februari 2011..................................                     8

3.  Konversi alat ke long line bulan Maret 2011......................................                    8

4.  Nilai Y, No, Nt, MSY, f-Optimal, %Explorasi bulan Januari 2011....                    9

5.  Nilai Y, No, Nt, MSY, f-Optimal, %Explorasi bulan Februari 2011..                  10

6.  Nilai Y, No, Nt, MSY, f-Optimal, %Explorasi bulan Maret 2011......                 11



































DAFTAR LAMPIRAN



Lampiran                                                                                                         Halaman

1.  Foto kegiatan...…....…………………………………………………………    18

2.  Wawancara/ Quisioner ...................................................................................     19




















 

I. PENDAHULUAN              


1.1.              Latar belakang. 1
Indonesia telah dikenal luas sebagai negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu ± 80.791,42 Km. Didalam lautan terdapat bermacam-macam mahluk hidup baik berupa tumbuhan air maupun hewan air. (Damar, 2011)
Pelabuhan perikanan adalah suatu kawasan perikanan berfungsi sebagai tempat labuh kapal perikanan, tempat pendaratan ikan, tempat pemasaran, tempat pembinanan mutu hasil tangkapan, tempat pengumpulan data tangkapan, tempat penyampaian penyuluhan serta pengembangan masyarakat nelayan dan tempat untuk memperlancar operasional kapal perikanan. (Armada, 2011)
PPS Bungus sebagai satu-satunya pelabuhan perikanan tipe A di Sumatera saat ini, diproyeksikan dan diharapkan dapat menjadi sentra perikanan tangkap terutama di pesisir barat Pulau Sumatera. Melalui fungsinya sebagai pelabuhan perikanan diharapkan dapat membangkitkan dan mendorong pertumbuhan sektor lainnya secara terintegritas (multiplier effect) di kawasan barat Sumatera. Hal ini sesuai dengan visi PPS Bungus menjadi pusat perikanan terpadu di kawasan barat sumatera pada tahun 2009. (kurniawan, 2009)
Dinamika populasi merupakan suatu ilmu yang mempelajari mengenai perubahan-perubahan yang terjadi dalam populasi satwa. Perubahan-perubahan anggota populasi ini sangat penting diketahui oleh pengelola agar dapat mengaturnya untuk memperoleh suatu jumlah yang optimum sesuai dengan daya dukungnya. (Balai Diklat Kehutanan Pematang Siantar, 2011)
Pertumbuhan dan kelahiran ikan sangat bergantung pada lingkungan. Jika lingkungan dalam kondisi baik, populasi ikan akan tumbuh dan berkembang hingga mencapai batas yang pertumbuhan dan perkembangannya tidak mampu lagi didukung lingkungan secara alami. Pada kondisi ini dan jika tidak ada mortalitas karena penangkapan. Populasi ikan akan mencapai keseimbangan ekologi (Nikijuluw, 2002).
1.2.              Tujuan praktikum.. 2
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui taraf kesejahteraan kehidupan Nelayan. Selain itu, kita juga mengetahui seberapa besar tingkat penangkapan ikan dan laju % Explorasi yang terjadi disuatu Perairan.

1.3.              Manfaat praktikum.. 2
Adapun manfaat yang akan diperoleh dari praktikum ini adalah dapat menjadi sumber informasi tentang taraf kesejahteraan kehidupan nelayan dan seberapa besar tingkat penangkapan ikan dan laju % Explorasi yang terjadi disuatu Perairan.


II. TINJAUAN PUSTAKA
Pelabuhan adalah daerah perairan yang terlindung dari gelombang yang di lengkapi dengan fasilitas terminal laut yang meliputi dermaga tempat kapal berlabuh untuk untuk melakukan bongkar muat barang dan sebagainya. Tempat penyimpanan penyimpanan untuk menunggu keberangkatan berikutnya (Bambang Triatmono (2002) dalam Armada 2011)
Menurut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.16/MEN/2006, pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang dipergunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh dan atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang perikanan.
Masih menurut peraturan tersebut, pelabuhan perikanan diklasifikasikan menjadi empat kategori utama, yaitu:
1) Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS);
2) Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN);
3) Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP);
4) Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI).
Pelabuhan Perikanan Nusantara adalah Pelabuhan Perikanan yang diperuntukkan terutama bagi kapal – kapal perikanan yang beroperasi di perairan Nusantara yang lazim digolongkan ke dalam armada perikanan jarak sedang sampai ke perairan ZEEI, serta mempunyai perlengkapan untuk menangani dan atau mengolah ikan sesuai dengan kapasitasnya yaitu jumlah ikan yang didaratkan. (Armada, 2011)
Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus (PPSB) Padang Provinsi Sumatera Barat memberikan kontribusi baik bagi pengembangan wilayah di Provinsi Sumatera Barat maupun bagi kesejahteraan masyarakat nelayan yang bekerja di PPSB. Hal ini dapat dilihat dari data PPSB pada tahun 2006 – 2007, volume produksi perikanan tangkap di Sumatera Barat meningkat 51,457 %, dari 123,528 ton pada 2006 menjadi 187,092 ton pada 2007. (Saputra, 2010)
Dermaga Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus yang sekarang dikepalai oleh Safli Arsyid, terlihat cukup banyak disandari kapal-kapal ikan diatas 60 GT. Kapal-kapal ini umumnya merupakan jenis longliner dan purseiner yang fishing groundnya di perairan laut dalam atau sampai ZEEI Samudera Hindia. Hampir dua kali dalam seminggu kapal-kapal tuna membongkar hasil tangkapannya di pelabuhan ini untuk kemudian diekspor ke Jepang dan Amerika. (Chulay, 2010).









III. METODE PRAKTIKUM

Pratikum dilaksanakan pada hari Kamis dan Jum’at, 5 – 6 April 2011. Bertempat di Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus, Padang, Sumatera Barat.

            Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Quisioner sebagai data Primer dan Data Sekuner dari Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus. Sedangkan alat yang digunakan adalah alat tulis, papan untuk menulis, kamera.

Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode Survey langsung kelapangan.









.. 6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Adapun hasi yang diperoleh dari praktikum adalah
4.1.1.   Kegiatan Penangkapan Oleh Nelayan
4.1.1.1. Identitas Responden
Nama                                       : Rusli Melayu
Jenis Kelamin                          : Laki-laki
Agama dan Etnis                   : Islam dan Melayu Deli
Pendidikan                              : SD
Mata pencarian pokok             : Nelayan
Mata pencarian sampingan      : Tukang bangunan
Anggota keluarga                    : 3 orang
Bekrja menjadi nelayan sejak tahun1978
Pekerjaan sebelum manjadi nelayan adalah sebagai pedagang
Kedudukan di kapal sebagai nelayan

4.1.1.2. Alat Penangkapan
Alat tangkap yang digunakan jaring cakalang.
Jenis ikan yang tertangkap pada saat melakukan penangkapan adalah Tongkol, Tuna, Cakalang.
Hasil tangkapan langsung diserahkan ke Tauke.
Alat tangkap yang digunakan 1 unit.
Alat tangkap yang digunakan adalah alat tangkap milik Tauke.
Modal dalam operasi penangkapan berasal dari pinjaman.
Biaya dalam satu kali beroperasi adalah Rp 70.000,-
Waktu operasinya pada pagi hari.
Daerah penangkapan berada di tengah laut.
Tidak ada musim penangkapan ikan.
Perahu yang digunakan terbuat dari kayu.
Jumlah hasil tangkapan sekali tangkap 0 – 50 ton.
Kesulitan yang sering dialami pada saat menangkap ikan adalah adanya arus dan badai. Cara mengatasinya dengan menggunakan parasut.
Pemerintah setempat memberikan bantuan berupa pelampung dan alat.
Pendapatan yang diterima setiap bulan pada sektor perikanan adalah 1 – 2 juta, sedangkan sektor lainnya Rp 35.000 – Rp 40.000 per hari.
Pengeluaran untuk kebutuhan keluarga tiap bulan adalah 2 – 4 juta rupiah.
 
4.1.2.   konversi alat, nilai Y, No, Nt, MSY, f-Optimal, %Explorasi
Tabel 1. Konversi ke long line bulan Januari

Tabel 2.Tabel 2. Konversi alat ke long line bulan Februari

Tabel     Tabel3. Konversi alat ke long line bulan Maret

-->Tabel 4. Nilai Y, No, Nt, MSY, f-Optimal, %Explorasi bulan Januari
 
Tabel 5. Nilai Y, No, Nt, MSY, f-Optimal, %Explorasi bulan Februari

Tabel 6. Nilai Y, No, Nt, MSY, f-Optimal, %Explorasi bulan Maret

4.2.1.   Kegiatan Penangkapan Oleh Nelayan
4.2.1.1. Identitas Responden
Responden bernama Rusli Melayu adalah seorang nelayan yang berusia 51 tahun berasal dari Sibolga Sumatera Utara beragama Islam beretnis Melayu Deli  yang sudah 33 tahun menjadi seorang nelayan yang dihitung sejak tahun 1978. Responden memiliki tanggungan 3 orang, salah satu anaknya sedang berkuliah di salah satu universitas Sumatera Utara. Beliau adalah nelayan yang bekerja dengan Tauke dan mendapatkan penghasilan 1-2 juta rupiah per bulan, namun pendapatan tersebut tidak mencukupi untuk kehidupan keluarganya mengingat pengeluaran rumah tangga untuk setiap bulannya sebesar 2-4 juta rupiah. Untuk  menutupi kekurangan tersebut responden bekerja sebagai Tukang bangunan.

4.2.1.2. Alat Penangkapan
            Alat Penangkapan yang digunakan adalah 1 unit jaring cakalang yang dioperasikan dengan kapal terbuat dari kayu dan  mampu menangkap 50 ton ikan. Ikan yang menjadi target pendapatan adalah ikan cakalang, ikan tongkol, ikan tuna. Biaya yang di butuhkan untuk melakukan operasi penangkapan adalah Rp 70.000.000. Hasil tangkapan yang diperoleh langsung diserahkan kepada Tauke yang juga pemilik kapal dan sebagai orang yang membiayai operasi penangkapan, dalam hal ini Tauke merupakan orang yang memiliki penghasilan paling besar dari hasil tangkapan namun ketika nelayan tidak memperoleh sedikitpun ikan dalam melaut maka Tauke akan mengalami kerugian besar dan nelayan tetap mendapatkan uang karena mereka dibeeri gaji setiap bulan.

4.2.1. konversi alat, nilai Y, No, Nt, MSY, f-Optimal, %Explorasi
Berdasarkan nilai konversi alat ke long line pada bulan Januari 2011 jumlah ikan yang boleh ditangkap (MSY) adalah  139282 ekor, jumlah maximal alat tangkap yang boleh digunakan (f-Optimal) adalah 7 buah, dan % Explorasi adalah 0,63. Dapat dilihat bahwa ikan yang ditangkap masih berada dibawah angka maksimal namun sudah melebihi 50% yang dapat dilihat dari % Explorasi yakni 0,63. Alat tangkap yang digunakan melebihi nilai f-Optimal yakni mulai dari 8-19 alat tangkap. Walaupun diperkirakan stok yang tersisa di perairan 0,37 berdasarkan %Ekplorasi 0,63 namun alat tangkap yang digunakan melebihi angka maksimal, maka hal tersebut dapat dikhawatirkan akan menimbulkan penurunan jumlah stok ikan di perairan jika tidak diikuti dengan rekrutmen dalam jumlah yang memadai.
Berdasarkan nilai konversi alat ke long line pada bulan Februari 2011 jumlah ikan yang boleh ditangkap (MSY) adalah  139282 ekor, jumlah maximal alat tangkap yang boleh digunakan (f-Optimal) adalah 8 buah, dan % Explorasi adalah 0,63. Berdasarkan nilai tersebut dapat dilihat bahwa ikan yang ditangkap masih berada dibawah angka maksimal namun sudah melebihi 50% yang dapat dilihat dari % Explorasi yakni 0,63. Alat tangkap yang digunakan melebihi nilai f-Optimal yakni mulai dari 8-19 alat tangkap. Walaupun diperkirakan stok yang tersisa di perairan 0,37 berdasarkan %Ekplorasi 0,63 namun alat tangkap yang digunakan melebihi angka maksimal, maka hal tersebut dapat dikhawatirkan akan menimbulkan penurunan jumlah stok ikan di perairan jika tidak diikuti dengan rekrutmen dalam jumlah yang memadai.
Sedangkan berdasarkan nilai konversi alat ke long line pada bulan Maret 2011 jumlah ikan yang boleh ditangkap (MSY) adalah  139282 ekor, jumlah maximal alat tangkap yang boleh digunakan (f-Optimal) adalah 7 buah, dan % Explorasi adalah 0,63%. Dapat dilihat bahwa ikan yang ditangkap masih berada dibawah angka maksimal namun sudah melebihi 50% yang dapat dilihat dari % Explorasi yakni 0,63. Alat tangkap yang digunakan melebihi nilai f-Optimal yakni mulai dari 8-19 alat tangkap. Walaupun diperkirakan stok yang tersisa di perairan 0,37 berdasarkan %Ekplorasi 0,63 namun alat tangkap yang digunakan melebihi angka maksimal, maka hal tersebut dapat dikhawatirkan akan menimbulkan penurunan jumlah stok ikan di perairan jika tidak diikuti dengan rekrutmen dalam jumlah yang memadai.













V. KESIMPULANDAN SARAN

Dari praktikum yang telah dilaksanan dapat diambil kesimpulan bahwa taraf kesejahteraan kehidupan nelayan masih rendah yang dapat diihat dari tidak cukupnya gaji atau penghasilan yang diperoleh. Selain itu Tauke sebagai pemodal dan pemilik kapal memiliki pendapatan yang besar namun ketika nelayan tidak sedikitpun memperoleh tangkapan maka tauke mendapatkan kerugian.
Dari nilai MSY, f-Optimal, dan %Explorasi juga dapat disimpulkan bahwa jumlah ikan yang ditangkap masih dibawah nilai maximal dan juga tingkat pemanfaatan hasil sumberdaya perikanan lebih dari 50 % berdasarkan %Explorasi. Namun alat tangkap yang digunakan melebihi nilai maksimum sehingga dapat dikhawatirkan jumlah stok di perairan dapat tambah menipis. Nilai MSY, f-Optimal dan %Explorasi yang diperoleh dari konversi alat yang berbeda bulan pun menunjukkan hasil yang tidak begitu jauh atau bahkan seragam.
  
            Adapun saran dari praktikum ini adalah agar semua praktikan ikut mewawancarai responden dalam mengisi quisioner dan juga mengikuti arahan – arahan dari asisten karena perlu diingat bahwa tujuan awal dari kegiatan adalah praktikum.



 DAFTAR PUSTAKA
Armada, 2011. http://armadaastana.blogspot.com/ (diakses pada 31 mei 2011 pukul 12:24)
Balai Diklat Kehutanan Pematang Siantar, 2011. http://www.ideelok.com/sumber-daya-alam/pengertian-dan-ruang-lingkup-kajian-dinamika-populasi-satwa diakses pada 29 mei 2011 pukul 22:46
Damar. 2011. http://damzone89.wordpress.com/2010/01/05/alga-laut-sebagai-biotarget-industri/ (diakses pada 1 Mei 2011, pukul 17.05)
[DKP] Departemen Kelautan dan Perikanan. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 16/MEN/2006 tentang Pelabuhan Perikanan. Jakarta: DKP; 2006
Kurniawan, Rulli. 2009.  Pemanfaatan Dan Pengelolaan Air Bersih Di Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus Sumatera Barat. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Nikujuluw, Victor P. H. 2002. Rezim Pengelolaan Sumberdaya Perikanan. Bogor. 236 hal.
Saputra, Indra. 2010. Strategi Pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus (PPSB), Sumatera Barat. Undergraduate thesis, Universitas Diponegoro.